11. Tight Hug.

3.6K 674 118
                                    

Suara klakson yang ditekan habis-habisan sungguh memekakan telinga, Jungkook mengernyit.

Mendapati Mingyu yang tengah menyembulkan kepalanya pada jendela mobil. "Maaf, aku terlambat."

"Siapa dia?" tanya Lisa sembari mendekatkan wajah ke telinga Jungkook, tanpa mengalihkan pandangan pada pria yang tengah mengendarai mobil berwarna hitam itu.

"Dia rekan kerjaku, mulai sekarang kau juga akan bekerja sama dengannya."

Mengangguk-angguk paham, Lisa segera berjalan mengekori Jungkook saat sang empu hendak menghampiri mobil Mingyu.

"Lisa, ini Mingyu," ujar Jungkook agar kedua orang yang ditatapnya itu saling mengenal. "Mingyu, ini Lisa."

Sadar bahwa sepasang mata Mingyu terus memperhatikannya dari atas sampai bawah, kerutan tak suka akhirnya muncul juga dipertengahan alis Lisa, tentu ia merasa risih.

"Apa yang kau pikirkan?!" sergah mulut itu, menguar pertanyaan bernada garang. "Kau bahkan lebih menakutkan dari orang-orang yang selalu mengincar kami!"

Mingyu segera mengalihkan pandangan, sembari berdehem pelan dengan canggung. "Jadi dia tunangan palsumu itu?"

"Hm," sahut Jungkook sembari membuka pintu mobil, dan duduk di kursi depan, sedangkan Lisa ikut menyusul dengan duduk manis di kursi penumpang.

Mobil itu kembali melaju.

"Ck, bisakah kau menjaga tatapanmu itu?" Lisa berdecih kesal, Mingyu masih mencuri-curi pandang padanya lewat kaca mobil.

"Ternyata dia lebih buruk dari yang ku duga, Jung."

Jungkook terkekeh, menoleh pada Lisa yang masih menunjukan ekspresi tak suka dibelakang sana. "Dia hanya kelelahan, maklumi saja jika kau terus kena omelan darinya."

"Kau terdengar seperti seorang suami yang membela istrinya," ujar Mingyu kemudian.

Mendadak suasana menjadi aneh hanya karena beberapa kata yang dilontarakan Mingyu barusan. Baik Lisa maupun Jungkook, keduanya tak memberi balasan atas ucapan Mingyu.

Hanya saling menatap kemudian dengan serempak memutuskan kontak mata antar mereka.

Biasanya Lisa akan selalu bisa membuka obrolan terlebih dahulu, namun kali ini rasanya sangat sulit, seolah takut bahwa satu kata yang keluar dari mulutnya dapat menbuat harga dirinya jatuh.

Ia juga bingung apa yang tengah dipikirkan Jungkook hingga pria itu terus berdiam diri di kursinya.

Lisa meraba-raba saku pakaiannya, mulai dari baju hingga celana, namun benda yang ia cari tak kunjung ditemukan. Wanita itu mendengus, kini ponselnya sudah hilang entah kemana.

Dengan wajah jual mahal, ia menyidekapkan kedua tangan didepan dada, sembari meluruskan pandangan ke arah jendela. "Ponselku hilang, Jung."

"Dalam keadaan seperti ini, kau sama sekali tak membutuhkan ponselmu," jawab Jungkook tanpa menoleh ke arah wanita yang barusan mengajaknya berbicara.

"Oh ya? Ah ... kau benar sekali, aku memang tak membutuhkan ponsel." Lisa mengangguk-angguk, seolah setuju akan ucapan Jungkook, didetik berikutnya ia kembali heboh. "Astaga, aku hampir mati karena kebosanan disini ... benar-benar membosankan, hanya menatap dua pria bisu dihadapanku yang sedari tadi menunjukan wajah menyeramkan, lebih seram dari Godzila."

Tak mendapat respon, Lisa tak menyerah dengan mudah, ia mendekat pada Mingyu dan menepuk pundak pria itu beberapa kali, membuat sang empu melirik ke arahnya. "Bisakah ku pinjam ponselmu?"

"Tidak." sepertinya Mingyu menyimpan dendam sebab awal pertemuan mereka tadi, Lisa terus membentaknya.

Memutar bola matanya malas saat mendapat jawaban bernada datar dari pria bersurai biru gelap ini, Lisa kembali berujar. "Kau tahu ... kau itu sangat menyeramkan, jika saja kau mau bersikap baik padaku dengan meminjamkan ponselmu, maka akan aku doakan agar wajah menyeramkanmu itu bisa menjadi tampan, setampan tunangan palsuku itu."

Encounter In Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang