Lisa menyibak rambut panjangnya ke belakang. Wanita dengan wajah bantal, juga pakaian acak-acakan itu menggurutu pelan. Hampir satu jam berlalu, namun benda yang ia cari belum juga ditemukannya didalam mobil milik Jennie.
Hampir putus asa, ia duduk dikursi kemudi dengan punggung menyender, mengusap pelipisnya pelan, matanya perlahan bergulir ke samping, isi mobil sudah ia periksa semua, namun baterai milik Jungkook belum juga ditemukannya.
“Matilah kau Lisa!” wanita itu menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan, kemudian berteriak sepuas mungkin. “Kau tidak boleh mati terlalu cepat! Kau bahkan belum melepas keperawanan Lalisa!”
Sedangkan dari kejauhan, Jennie yang tengah berdiri diteras rumahnya hanya mampu menggeleng heran dengan tangan bersidekap didepan dada, pintu mobil dibiarkan terbuka oleh Lisa, jadi ia bisa menyaksikan setiap tingkah Lisa yang lebih mirip dengan pasien rumah sakit jiwa saat ini.
Mata sipit wanita itu berbinar saat melihat kedatangan mobil lain didepan kediaman rumahnya, sosok pria bertubuh tegap dengan kacamata hitam keluar dari mobil keren tersebut. Namun senyum Jennie kembali luntur saat melihat Lisa yang masih terlihat tak karuan didalam mobil.
“Astaga, mengapa wanita itu tak ada anggun-anggunnya sama sekali?” gerutu Jennie pelan, kemudian mulai mengotak-atik layar ponselnya. Selang beberapa menit menunggu, akhirnya seseorang yang dihubunginya itu mengangkat sambungan telepon.
“Ada apa?” suara Lisa terdengar cetus.
“Hey wanita konyol, lihatlah ke belakang,”
“Memangnya kenapa?”
“Berbaliklah sekarang!”
Dengan malas Lisa membalikan tubuhnya. Dibelakang sana, ia dapat melihat sosok pria yang tengah memandangnya dengan wajah santai sembari bersandar di kap mobil.
“Kali ini aku benar-benar habis,” gumam Lisa frustasi, ketika Jungkook mulai menurunkan kacamatanya, semakin mempertajam tatapan ke arah Lisa.
“Ya, kau akan habis sekarang juga.” suara Jennie kembali terdengar dari ponselnya, disusul dengan kekehan pelan wanita itu. “Sekarang lihatlah bayanganmu didepan cermin.”
Lisa menurut, ia menatap wajah bantalnya dicermin mobil.
“Benar-benar mirip gelandangan bukan?”
Double shit!
“Sampai kapan kau akan berdiam diri disana?” suara berat itu kembali menyapa indera pendengaran Lisa. Perlahan tapi pasti, wanita itu menoleh ke samping, Jungkook tengah tersenyum tipis memandangnya.
“Eh? A-aku ... aku hanya sedang bersantai disini.” Lisa tertawa renyah, ia menyenderkan kepalanya ke kemudi mobil. “Aku suka berdiam diri didalam mobil, itu membuatku santai. K-kau ... kau juga harus mencobanya Jungkook!”
“Benarkah?” Jungkook mengangguk-angguk, ia membungkukan tubuhnya agar dapat masuk ke mobil, membuat jarak keduanya seketika terkikis, tatapan mereka bertemu dalam jarak yang sangat dekat.
Percayalah, Lisa sedang menahan nafas saat ini, wajah Jungkook sangat dekat, bergerak sedikit saja maka bibirnya akan menyentuh pipi Jungkook.
“Apa yang kau lakukan?”
Jungkook terkekeh pelan. “Sedang mencoba bersantai didalam mobil, seperti yang kau katakan tadi.”
“Tidak seperti ini caranya, kau ‘kan bisa duduk disebelah sini!” tunjuk Lisa pada kursi disampingnya.
“Tapi aku lebih nyaman diposisi ini.”
“Kau ...,” sudahlah, Lisa sudah kehabisan kata-kata lagi. Lisa juga bukanlah wanita munafik, ia sedang menikmati pemandangan dihadapannya saat ini—Jungkook dengan wajah tampan yang dihiasi sedikit memar-memar, sungguh impressive dimata Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Encounter In Accident [END]
Fiksi PenggemarAwalnya Lisa mengira bahwa Jungkook itu pria yang baik dan sopan. Namun semua berubah ketika wanita itu tak sengaja menghilangkan benda berharga milik Jungkook. Seiring berjalannya waktu, semuanya terungkap, hingga akhirnya Lisa tahu, siapa sosok Je...