8. He Just, ehm, Incredible

23.2K 3.6K 250
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠

















Jeno benar-benar dibuat heran oleh Jaemin. Bagaimana tidak selama lebih dari satu setengah jam lamanya Jaemin duduk di tempatnya dengan posisi dan senyum yang sama

Jangan bertanya mengapa Jeno bisa tau, dia juga berlaku sama dengan Jaemin, bedanya Jeno melakukannya dalam mobil. Ya, setelah Renjun datang dengan tas kulit berisi uang, Jeno langsung pergi begitu saja. Anehnya, bukannya turun menemui Jaemin, Jeno memilih menunggu sampai waktu yang ditentukan tiba. Jeno hanya ingin tau, apa perkataan Jaemin yang langsung pergi ke tempat pertemuan mereka dua jam sebelumnya benar atau tidak. Dan ternyata, Jaemin benar-benar melakukannya

Selama itu pula Jeno menatap Jaemin dari balik jendela mobil. Jaemin duduk di kursi sisi jendela cafe yang mengarah ke jalanan. Niatnya agar jika Jeno sampai di cafe ini Jaemin akan mengetahuinya. Nyatanya malah terbalik, malah Jeno yang sedari tadi memperhatikannya lamat-lamat

Sampai waktu pertemuan mereka tiba, Jeno keluar dari mobil dengan membawa tas berisi beberapa amplop uang itu. Sebenarnya isinya sedikit ditambah oleh Jeno, bisa saja Jaemin mengancamnya tiba-tiba, jadi Jeno bisa dengan cepat memberi uang tutup mulut

Kringg kringg
Bel di atas pintu cafe berbunyi, Jeno memasuki cafe dengan berpura-pura mencari dan tidak mengetahui keberadaan Jaemin. Menengok kanan kiri sampai seseorang melambaikan tangannya semangat

"Tuan, disini" Jaemin berkata dengan pelan sambil melambai, dia tidak boleh mempermalukan Jeno bukan?

Jeno dengan cepat berjalan ke arah meja yang ditempati Jaemin. Ternyata dari sini mobilnya tidak terlihat jelas, terhalang sebuah pohon dan kaca mobilnya juga sengaja dibuat gelap. Jangan lupakan fakta kalau Jeno benci matahari, walaupun tidak seperti dalam film, Jeno tidak akan hangus saat berada di bawah sinar matahari, dia hanya akan merasa lelah dan sulit untuk bergerak

"Jadi Tuan, sebelumnya, aku ingin mengucapkan terimakasih sudah menerima permintaanku untuk menjadi sponsor dalam acara yang akan aku selenggarakan. Dan aku ingin meminta ma—"

"Berhenti membicarakan proposal dan acaramu, aku ingin kau menjawab satu hal" Jaemin kiceup, perkataan yang sudah ia latih sejam yang lalu dipotong begitu saja. Sabar Jaemin, bagaimanapun uangnya akan menolongmu

"Apa?" Jaemin bertanya takut. Apa Jeno tau niatnya untuk meminjam atau katakan saja mengkorupsi uang sponsorship ini?

"Kau tidak memberitahu media soal keadaan dan identitas ku kan?" Jaemin menghembuskan napas leganya, ternyata arah pembicaraan Jeno mengacu pada 'identitas'nya

"Tuan, seperti kataku di awal, aku ingin meminta maaf. Mungkin saat itu aku memang seperti mengancammu, tapi aku tak punya pilihan lain, hehe. Dan kalau soal identitasmu, aku belum eh tidak akan pernah membocorkannya. Aku janji, lagipula, tidak akan ada untungnya untukku" Jaemin memberi penjelasan dengan senyuman manisnya. Membuat Jeno malah semakin curiga, manusia ini memang sangat baik atau pura-pura polos agar terkesan baik?

"Oh iya? Kau tidak akan mengancamku dan meminta uang tutup mulut padaku?" Jaemin mencebik, apa wajahnya sekriminal itu sampai Jeno berpikiran seperti itu?

"Tidak Tuan. Aku tidak akan melakukannya, walaupun memang sekarang aku sedang butuh uang, tapi aku tidak mungkin mengancammu. Mengancam seorang presdir sama saja bunuh diri bukan? Kau akan menuntut dan menyewa pengacara kondang dan memasukkan aku ke penjara. Tidak, aku tidak akan berbuat sampai seperti itu, yah paling hanya mengkorupsi sedikit uang sponsor darimu" Jaemin berkata panjang lebar dengan tidak sadar bahwa dirinya telah kelepasan berbicara

Vampire's Bride || Nomin [✔] TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang