9. Okay, You Live with Me

22.9K 3.5K 255
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠













Haechan memutuskan untuk pulang saja, toh sudah tidak ada kelas dan lagi Jaemin tidak ada di sini. Tadinya dia ingin pulang bersama Han, tapi saat di telpon Han mengatakan dia akan pulang sore. Berjalan pulang dengan perasaan bahagia, tak lupa menyapa beberapa pemilik toko langganan di pinggir jalan yang ia kenal. Tapi perasaan bahagianya harus sirna di saat melihat tiga koper dan beberapa kotak kardus berada di teras depannya

"Ahjussi, apa maksudnya ini? Kau mengatakan batasnya sampai akhir minggu ini, kenapa sudah dikeluarkan hari ini?" Haechan melihat Han Ahjussi tengah sibuk mengeluarkan beberapa kotak lagi dari dalam rumah. Memang tidak kasar, tapi Haechan takut barang-barang pecah belahnya rusak

"Syukurlah kau sudah pulang, maaf 'Chan. Penyewa bilang dia memajukan waktu pindahannya, dia akan datang malam ini. Jadi aku tak punya pilihan selain mengeluarkan barang-barang kalian. Tenang, aku masih baik karena tidak ada satupun barang yang aku rusak" Han Ahjussi berkata dengan tenang. Tidak tau saja Haechan sudah siap menangis

"Ahjussi, aku mohon jangan seperti ini. Tadi Jaemin bilang dia sedang ambil uang, aku mohon tunggu sebentar lagi" Haechan berlutut sembari menyatukan kedua telapak tangannya. Kalau Han sedang ada di rumah, dia akan berlari dan memaksa Han menghentikan ayahnya ini. Sayang, ini bukan waktu yang tepat

"Tidak, walaupun kalian bayar sekarang, aku tetap tidak punya pilihan. Penyewa sudah membayar tunai untuk satu tahun ke depan, uangnya juga sudah aku gunakan. Kalau ada rumah lain mungkin aku pindahkan kalian, tapi saat ini semuanya penuh" Haechan mengangguk sedih. Ya, dia tau Han ahjussi juga tidak punya pilihan lain. Akhirnya dia memilih membantu mengeluarkan kotak-kotak lainnya dan setelah selesai, ia membuka ponsel berniat menelpon Jaemin

"Jaemin hiks, terlambat. Semua barang kita sudah ada di luar rumah, huaaa" Setelah Jaemin mengangkat telponnya, Haechan sudah tak sanggup menahan tangis

"Iya, cepatlah. Setidaknya kita masih punya waktu mencari hotel atau kamar untuk tidur" Syukurlah hari masih siang, mereka bisa menemukan sebuah kamar atau hotel untuk tidur barang semalam

"Tidak, Han tidak di rumah jadi tidak bisa minta bantuan. Iya, ku tunggu di teras"































Jeno melajukan mobilnya cepat di jalanan lenggang Seoul. Ya, Jeno berakhir dengan menemani Jaemin pulang karena khawatir akan keadaannya. Bagaimana tidak khawatir kalau mau menyebrang saja Jaemin tidak lihat lampu merah dan tidak lihat kanan kiri. Alhasil, Jeno menarik lengan Jaemin memasuki mobilnya dan berakhir duduk manis seperti saat ini

"Tidak usah cemas, sekarang kan kau sudah punya uangnya" Jaemin tidak menggubris perkataan Jeno, telapak tangannya begitu dingin dan berkeringat. Dia bisa membayangkan Haechan tengah menangis di teras rumah dengan barang-barang mereka yang tidak tertata

"Dari sini kemana?" Jeno bertanya pada Jaemin sebelum mobil memasuki perempatan. Melihat Jaemin diam sepertinya jalan lurus saja, entahlah, anak ini menjadi diam sepenuhnya

"Masih lurus, rumahku masuk gang kecil" Oh akhirnya Jaemin berbunyi, Jeno kira dia harus membuka GPS karena Jaemin sangat sunyi

Mobil tiba di sebuah gang atau lebih tepatnya jalan kecil karena hanya cukup untuk satu mobil. Berhenti di halaman dengan sebuah plang usang yang sudah tak terlihat tulisannya lagi. Begitu turun dari mobil, Jaemin segera berlari menghampiri sahabatnya, meninggalkan Jeno yang masih membuka sabuk pengaman yang entah kenapa jadi sulit dibuka

Vampire's Bride || Nomin [✔] TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang