12. Long Road

21.9K 3.2K 271
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠



















"Hey, bukankah sudah kubilang jangan keluar dari kamar tanpa seizinku? Dan sekarang kalian sedang apa?" Jeno terbangun di jam enam pagi karena mendengar keributan di dapur yang sialnya letaknya dekat dengan kamar tidurnya. Terlihat Jaemin yang meringis dan sesekali membantu Haechan yang tengah sibuk dengan berbagai wajan serta panci di pantry

"Kami akan membuatkan kalian sarapan. Walaupun kalian tidak meminta uang, setidaknya kami harus sadar diri" Haechan berucap mantap dan kembali melanjutkan kegiatannya. Jaemin tak ada pilihan selain berjalan mendekat pada Jeno dan meminta maaf atas perlakuan sahabatnya

"Maafkan saya Tu—Je-jeno, Haechan bersikeras membuatkan kalian sarapan" Jeno menatap Jaemin yang tengah menunduk menyesal

"Masalahnya, tidak akan ada yang memakan masakan sahabatmu itu. Kau ingin dia tau kalau kami adalah vampir?" Jeno berbicara dengan berbisik, bermaksud agar perkataannya tidak terdengar oleh Haechan

"Memangnya, kalian benar-benar tidak bisa memakan makanan manusia?" Sekarang Jaemin berubah penasaran. Dia ikut berbisik bahkan sampai berjinjit untuk mendekatkan telinganya pada wajah Jeno

"Tidak bisa! Kami hanya makan daging mentah dan darah hewan, tapi kalau kau bersedia memberikan nyawa temanmu, kami menerima dengan senang hati" Jaemin diam mendadak setelah pendengarannya kembali mendapat sinyal dari Jeno, sedangkan Jeno hanya terkekeh pelan. Wajah syok Jaemin membuatnya sedikit terhibur

"A-aku akan membawa Haechan kembali ke kamar dan bersiap ke kampus. Sekali lagi maaf —ehm— Jeno" Jaemin dengan segera menarik lengan Haechan menjauhi area dapur. Tidak mempedulikan rontaan dan teriakan Haechan karena tarikan tiba-tibanya

"Ini demi dirimu 'Chan" Jeno kembali terkekeh mendengarnya, apa Jaemin lupa kalau Jeno masih bisa mendengarnya?

































Jaemin dan Haechan tengah menikmati sarapannya sekarang, di cafetaria kampus. Karena insiden tadi, Jaemin dengan cepat menyuruh Haechan mandi dan bersiap pergi ke kampus. Melewatkan sarapan di rumah Jeno, karena itu bisa sangat berbahaya. Perkataan Jeno tadi membuatnya takut untuk pulang

Tapi sepertinya Jeno masih berbaik hati pada mereka berdua, setelah mengacaukan dan meninggalkan dapurnya begitu saja, Jeno bukannya marah malah memberi mereka berdua tumpangan untuk sampai ke kampus

Rumah Jeno itu benar-benar terpencil, terletak di ujung ibu kota, jauh dari keramaian dan dikelilingi banyak pepohonan yang menjelma sebagai hutan pribadi. Sulit untuk pulang-pergi ke rumah itu tanpa transportasi pribadi. Saat Jaemin pergi ke sana pertama kali saja dia sampai meminjam mobil milik Jungwoo karena maps mengatakan perjalanan kesana sangat tidak mudah

"Jaemin! Haechan! Kenapa kalian tidak menelponku? Aku pasti akan pulang dan mencegah ayahku mengusir kalian!" Han datang dengan terburu-buru, kepindahan mereka kemarin siang membuat dia memusuhi ayahnya. Iya, Han sampai mengacuhkan ayahnya karena mengusir Jaemin dan Haechan. Padahal ayahnya sudah jelas-jelas mengatakan masih ada waktu seminggu lagi sampai penyewa berikutnya tiba

"Tidak apa-apa Han, aku cukup senang dengan rumah baru kami. Lagipula itu gratis, hehehe" Haechan sepertinya sudah mulai merasa keenakan dengan rumah Jeno. Melupakan fakta bahwa pada awalnya dia merengek ketakutan ketika tiba di rumah menyeramkan itu

"Gratis?! Kalian bercanda? Mana ada rumah gratis di dunia ini? Jujurlah, kalian tidak diculik oleh sugar daddy atau semacamnya kan?" Jaemin lupa, Han yang dulunya polos sudah terkontaminasi pikiran kotornya Haechan

Vampire's Bride || Nomin [✔] TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang