42. He's Gone!

11.1K 1.7K 139
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠
Temenin aku ngegalau guys
😣😭😣😭😣😭😣




















"Jaem, ada apa? Kenapa menarikku seperti ini? Tanganku sakit tau!" Haechan menghentakkan lengan Jaemin yang sedari tadi menariknya kuat

"Chan, kalau aku katakan ini, apa kau akan percaya padaku?" Haechan menatap Jaemin tak mengerti, yup, tak mengerti. Raut muka Jaemin kosong, terlampau kosong sampai Haechan takut dibuatnya

"Jaem? Ada apa? Kau sakit? Kenapa 'Jaem, cepat katakan. Kalau kau sakit lebih baik istirahat saja di kamar" Kedua lengan Haechan ia bawa untuk menggerakan tubuh Jaemin yang masih terdiam di dalam lift. Mereka tengah menuju ke kamar mereka saat ini

"Je-jeno, dia, dia pembunuh orang tuaku 'Chan" Jaemin menyandarkan tubuhnya, dia menggenggam erat pegangan lift. Berusaha menyalurkan amarah dan rasa kecewanya yang memuncak, dia tidak boleh menangis. Menangis untuk pembunuh orangtuanya adalah hal yang tidak ia inginkan untuk terjadi

"Jangan gila Jaemin. Leluconmu sangat tidak lucu"

Aku dan Mark itu pembunuh orang tuanya Hyung! Orangtuanya pergi untuk selamanya karena aku, kekasih vampirnya. Sebaik apapun Jaemin, dia tidak akan mungkin memaafkan kami!

"Kalau saja ini semua lelucon 'Chan. Aku mungkin sudah tertawa terbahak-bahak saat Jeno mengatakannya dengan mulutnya sendiri. Dia membunuh orangtuaku!" Okay, Haechan mulai bisa merasakan kemarahan Jaemin yang jarang terlihat ini

"Jaem, aku—aku tak mengerti. Kenapa Jeno bisa—"

"Orangtuaku di bunuh oleh Jeno dan Mark. Mereka pula yang membuat mu trauma 'Chan! Mereka yang membuat ku kehilangan orangtuaku 'Chan. Mereka!" Haechan dengan cepat menghambur kepelukan Jaemin. Haechan menangis, tapi Jaemin tidak. Air matanya seakan kering, menguap karena suhu tubuhnya yang meninggi karena luapan emosi

"Kita harus pergi 'Jaem!" Saat lift terbuka, giliran Haechan yang menarik lengan Jaemin kuat. Mereka berlari untuk sampai di kamar

"Chan. Maaf sebelumnya, tapi, aku menghubungi Bibi Ten. Dia akan menjemput kita secepat mungkin" Haechan tercekat, dia menoleh pada Jaemin. Kenapa? Kenapa harus ibunya?

"Jaem—"

"Ku mohon 'Chan. Hanya Bibi Ten yang bisa membawa kita keluar dari sini. Ku mohon, sekali ini saja kau mengalah, demi aku" Tatapan memohon Jaemin yang kentara akan perasaan bersalah membuat Haechan luluh. Ia mengangguk dan kembali mengeluarkan koper mereka dari lemari

"Kalau begitu kita harus cepat. Sebelum mereka semua tahu. Walaupun aku sangat ingin mengucapkan maaf pada Hyunjae Hyung karena tak bisa menghadiri pernikahannya"













































"Sayang, bagaimana? Apa kau berhasil memukul semangkanya?" Juyeon dan Jeno telah kembali ke tempat mereka berkumpul, Juyeon dengan cepat menghampiri calon suaminya yang tengah merengut. Sedangkan Jeno menoleh kesana-kemari mencari keberadaan sang kekasih

"Justru itu, aku kalah karenamu 'Ju! Aku harus melawan tiga vampir alpha dan satu vampir omega, gila saja. Yah jelas aku kalah!" Hyunjae berjalan menjauhi Juyeon, dia malah merapat pada Chenle sambil tetap memasang wajah kesalnya pada Juyeon

"Jaemin mana?" Renjun, Hyunjae dan Chenle menoleh serempak

"Oh sedang menyusul Haechan ke kamar mandi. Sebentar lagi juga mereka kembali" Jawab Hyunjae cepat. Jeno mengangguk mendengarnya, dia duduk di kursi pantai di sisi kiri Renjun. Tak lama, Mark dan Minho menghampiri mereka dengan membawa masing-masing satu semangka utuh ditangannya

Vampire's Bride || Nomin [✔] TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang