25. Who Are You?!

16.4K 2.7K 137
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠
















Mark dan Renjun tengah menahan rasa mualnya saat ini, bagaimana tidak, Juyeon tengah mengatakan berbagai macam gombalan murahan pada pasangannya. Chenle yang menyukai hal seperti itu hanya tersenyum senang, lucu saja melihat mereka. Tapi tidak dengan Mark dan Renjun yang rasa-rasanya ingin membuka pintu mobil lantas melompat keluar. Sayang, mereka hanya menumpang, tidak etis kalau mereka harus menghentikan kemesraan dikursi depan itu

"Mark, apa kau tau kapan jadwal ruth Jeno? Perasaanku tiba-tiba tidak enak" Juyeon yang tengah menyetir tiba-tiba mengalihkan perhatiannya, yang semula sibuk bercanda dengan Hyunjae, menjadi menatap Mark dari spion dalam

Mark menoleh kepada Renjun, yang tau jadwal Jeno hanya Renjun seorang. Sedang Renjun dengan cepat berusaha mengingat jadwal ruth nya Jeno. Yah sekitar lebih dari dua bulan yang lalu

"Gawat. Aku salah hitung, ku kira minggu depan, ternyata sekitar minggu ini" Terkutuk kau Huang Renjun, bagaimana kau salah menginfokan pada Jeno jadwal ruth nya. Ya, Jeno itu sangat malas menghadapi ruth nya, dia selalu lupa jadwal ruth nya sendiri dan malah menyuruh Renjun untuk mengingat jadwalnya

"Apa?! Kau gila! Kalau Jeno ada di luar rumah hari ini bagaimana? Cepat cari dimana Jeno, bahaya kalau dia sedang bersama Jaemin. Masih untung kalau bukan malam ini, tapi bagaimana kalau iya?" Renjun mengangguk dan lekas membuka ponsel pintarnya, mendial nomor bertuliskan my stupid Boss

Mark mulai menggunakan penglihatannya, Juyeon fokus menyetir, sedang Chenle sibuk membuka tasnya. Dia rasa dia menyimpan sesuatu didalam tasnya yang bisa meredakan gejala ruth nya Jeno. Ya semoga saja belum terjadi malam ini

Hyunjae yang sedari tadi memperhatikan mulai merasa khawatir. Dia tau pasti apa yang akan dirasakan Jaemin saat melihat ruth nya Jeno untuk yang pertama kalinya. Beda dengan dirinya yang sudah berpengalaman, Jaemin pasti ketakutan dan bisa saja histeris

"Aku mohon jangan malam ini Jeno"












































"PERGI NA JAEMIN!! Sebelum aku menghisap habis darahmu saat ini juga" Walaupun kali ini bukan pertama kalinya Jaemin melihat warna merah dikedua bola mata Jeno, namun kali ini berbeda. Perasaan mencekam, kalut dan takut Jaemin rasakan bersamaan. Jeno yang didepannya kini bukan Jeno yang ia kenal

"Je-jeno?" Jaemin mundur beberapa langkah dari tempatnya, Jeno terlihat memukul dadanya keras. Nampak sangat kesakitan, Jaemin tak tau harus berbuat apa. Dia ingin mendekat kembali tapi erangan Jeno membuatnya semakin takut

"Jeno, ka-kau baik-baik saja? Apa aku harus memanggil seseorang? Renjun, Mark atau Chenle?" Jeno tidak menggubris Jaemin sama sekali, dirinya merasakan rasa terbakar hebat. Berakar dijantungnya dan mulai menjalar ke seluruh tubuhnya, urat-urat besar mulai menampakan diri di lehernya

"Jeno, aku mohon, kau kenapa? Aku akan menelpon Renjun, tunggu sebentar, aku harus mengambil ponsel ku dulu" Jaemin berbalik menuju pintu ruangan, saat tiba di depan pintu, layaknya dejavu pintu itu tertutup dengan keras. Kembali menguncinya bersama Jeno yang dia rasakan sudah berada tepat di belakangnya

"Ku bilang pergi kenapa kau tidak pergi juga?" Suara Jeno berubah sangat dalam dan pelan, nyaris seperti bisikan, Jaemin dibuat merinding mendengarnya. Tidak ada lagi nada kesakitan dari suara Jeno, berganti dengan tone suara terberat yang sesekali diselingi helaan napas kasar

Vampire's Bride || Nomin [✔] TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang