06

96 40 6
                                    

Keesokan harinya Zahra kembali melakukan aktivitas seperti biasa yaitu sekolah.

"Pagi ma,pa"sapa Rara sambil menuruni tangga dan berjalan keruang makan.

"Pagi juga sayang"jawab serempak mama,papa Rara.

"Tumben bangun sendiri,biasanya harus diteriakin dulu baru mau bangun"ucap Andini sambil menatap anak gadisnya itu.

"Pengen aja ma"jawab Rara tanpa mengalihkan pandangannya dari piringnya.

"Yaudah papa berangkat duluan yaa,Rara mau bareng papa enggak?"ajak Farel lalu berdiri dari ruangan itu diikuti dengan Andini disampingnya.

"Rara berangkat sendiri aja pa"jawab Rara setelah menyelesaikan sarapannya dan ikut bangkit dari ruangan itu.

"Ma Rara pamit,assalammualaikum"pamit Rara sambil menyalami tangan mamanya dan langsung masuk kedalam mobilnya,ya Zahra memiliki mobil hadiah ulang tahun ke 17 dari papanya.

"Waalaikumsalam,hati hati sayang"jawab Andini dari ambang pintu sambil melihat mobil anaknya yang keluar dari pekarangan rumahnya.

Selama diperjalanan Rara mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang karna masih terlalu pagi jadi tidak akan telat pikirnya.

Setelah menempuh waktu 15 menit dari rumah kesekolahan nya akhirnya Rara tiba disekolahan,masih sepi batinnya.

Zahra pun keluar dari mobil dan langsung pergi menuju kelasnya yang masih kosong dan langsung meletakkan kepalanya diatas meja ntah kenapa rasanya dia kurang semangat untuk kesekolah hari ini tapi dari pada dirumah dia juga akan merasa bosan tidak melakukan apa apa.

Mentari pun bersinar memasuki celah jendela dan mengenai wajah gadis yang sedang terlelap itu seketika dia bangun dengan datangnya siswa siswi memasuki kelas.

Hari ini hari senin hari yang menyebalkan bagi hampir semua murid yang disekolah apalagi penyebab nya kalau bukan upacara.

Dan seperti biasa Zahra atau sering disapa Rara itu tidak pernah berpakaian rapih dan tidak pernah mau mengikuti tata tertib yang ada disekolah.

"Helllooooo epribadehhhh Diana yang cantik jelita ini datang yuhuuuu red karpetnya manaaaa"teriak Diana dari ambang pintu diikuti dengan Ririn yang berjalan dibelakangnya dengan wajah datar nya itu.

"Bisa gak sih lo itu gausah teriak teriak,sakit telinga gue nih"ucap salah satu murid laki laki yang ada dikelas itu sebut saja namanya Tomi dia adalah ketua kelas.

"Suka suka guelah,emang lo sapa huh"ujar Diana nyolot didepan wajah Tomi sambil berkacak pinggang.

"Berisik"ucap Rara yang sudah jengah melihat sahabatnya itu ribut dengan si paketu.

"Ehhh Rara tumben dateng duluan"ucap Diana sambil meletakkan tas nya dimeja dan langsung berbalik badan.

"Gabut"jawab Rara dengan wajah datarnya,emang gak ada bedanya ya Ririn dengan si Rara ini.

Untuk seluruh siswa siswi yang masih ada dikelas dimohon untuk menuju lapangan karna upacara akan dilaksanakan,sekian terimakasih.

Murid yang mendengar itupun bergegas lari menuju lapangan dan merapihkan pakaiannya serta atributnya.

Sudah 30 menit mereka berdiri dibawah teriknya matahari pagi tapi belum juga selesai pidato yang disampaikan oleh kepala sekolah padahal yang dibahas tidak jauh jauh dari harus menjaga lingkungan,harus berpakain rapih.

"Panas banget gila"gerutu Diana sambil menutupi wajahnya dari paparan sinar matahari.

"Diem"ucap Ririn yang ada dibelakang Diana dengan pandangan lurus kedepan,ia sudah jengah mendengar sahabatnya ini mengeluh terus dari tadi.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya upacara pun selesai,belum juga selangkah suara dari depan menghentikan langkah para murid.

Bagi yang tidak berpakaian rapih dan tidak memakai atribut nya silahkan maju dan berdiri disamping lapangan,sedangkan yang lain silahkan kembali menuju kelasnya masing masing.

Kena lagi batinnya.

Hampir sebagian banyak yang tidak berpakaian rapih dan ada yang juga yang tidak memakai atribut dengan lengkap,salah satunya adalah gadis yang sedang berdiri dibawah bendera dengan tangan hormat kedepan.

"Lo kena hukum lagi Ra"tanya Reza yang sudah berdiri disamping seseorang itu,ya gadis itu adalah yang tak lain adalah Zahra.

"Buta mata lo"ketus Rara tanpa melihat cowok yang ada disampingnya itu.

"Sans aja kali Ra,sensi amat pms lo?"tanya Reza yang terus menerus berbicara padahal yang ada bicara bodo amat,kasian amat sih Eza wkwk.

"Bukan urusan lo"jawab Rara yang sudah menghadap ke arah cowok yang dari tadi tidak bisa diam.

Sedangkan yang ditatap hanya menunjukkan cengiran tidak berdosanya.

Gadis itu tidak benci dengan cowok itu dia hanya masih kesal dengan kejadian kemarin ditaman.

"Lo kenapa sih?gue ada salah sama lo hm?"tanya Reza sambil menyamakan tinggi badannya dengan gadis yang ada dihadapannya itu.Bagaimana tidak tinggi Rara hanya sebatas dada cowok itu.

"G-gu-gue gapapa"jawab Rara dengan gugup dia tidak sanggup dengan tatapan cowok yang ada dihadapannya ini,sial jantung gue shit batin Rara.

"Kalau gapapa kenapa gugup sih"ujar Reza sambil merangkul pundak sahabatnya itu dengan santai.

"Terserah gue dong"jawab Rara sambil memalingkan wajahnya kearah lain,Reza yang melihat itu hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

Gilaaaaa Reza ganteng banget

Senyumnyaa ngajakin berumah tangga

Couple goals banget

Mereka itukan sahabatan kok kayak pacaran sih

Itu kan Reza pacarnya Bella

Apaan sih norak banget

Dan masih banyak lagi teriakan murid murid yang berlalu dikoridor melihat ke arah lapangan.

Reza kan most wanted jadi wajar dong banyak yang histeris gitu,sama kayak readers gak bisa liat cogan dikit langsung salting wkwk.

Setelah mengerjakan hukuman tadi akhirnya mereka pun pergi ke kantin untuk membeli minum.
Tidak lama itu datanglah dari arah pintu kantin seorang gadis cantik dengan rambut sebahu mendekati meja tempat dua sejoli tadi.

"Za kamu kok disini"tanya Bella dan langsung duduk disamping kekasihnya itu.

"Aku tadi kena hukuman bareng sama Rara terus karna haus yaudah aku kesini kasian juga kan Rara sahabat aku"jawab Reza sambil menatap kekasihnya itu dengan sayang.

"Gue duluan yaa Za,Bell"ujar Rara bangkit dari tempat duduknya tadi,dia tidak sanggup melihat sahabatnya itu dengan perempuan lain.

Reza yang melihat itu akhirnya hanya menganggukkan kepalanya saja.

Gadis itu berlari dengan memegangi dadanya yang sakit dan langsung memasuki toilet,dia tidak mau ada yang melihat bahwa dia menangis.

"kenapa harus sesakit ini sayang sama lo Za"isaknya sambil memegangi dadanya yang sakit.

Zahra melihat pantulan wajahnya dicermin lalu membasuh nya dia tidak mau terlihat lemah terlebih didepan orang yang tidak suka padanya.

Kring kring kring

Bertepatan dengan keluar dari toilet bel masuk berbunyi lalu gadis itu bergegas masuk kekelas.




















Aku kembaliiii yuhuuuuuu
Jangan lupa votenya ya dan jangan lupa Follow juga ig aku @Isnamrf_

PENGAGUM RAHASIA:) [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang