Sebulan berlalu dari kejadian pelukan antara anak manusia berbeda gender itu kini mereka tengah bersiap siap untuk pergi ke Bogor,mereka tadi ialah Reza dkk dan Zahra and the gengs.
Rencana ini memang sudah dirancang dari jauh jauh hari oleh mereka berenam,kenapa berenam?karna Reza sendiri tidak mau kekasihnya itu ikut,aneh memang cowok itu.
Mereka berniat pergi akan menggunakan dua mobil,satu mobil Dimas dan satu lagi mobil Diana.
Kini mereka tengah mengatur tempat masing masing dengan Reza,Zahra,dan Diana dimobil Diana sedangkan Ririn harus rela bersama dua cogan yang tak lain adalah teman akrab Reza.Untuk pergi ke Bogor mereka harus menempuh waktu selama 4jam lumayan lama memang tapi berhubung ini weekend jadi gaslahhh wkwk.
Didalam mobil lebih tepatnya mobil yang ditumpangi Zahra sedari tadi gadis yang duduk bersebelahan dengan Reza sahabatnya hanya melamun saja sambil melihat arah luar jendela yang masih sangat sejuk,mereka sengaja berangkat pagi agar setiba disana mereka dapat istirahat lebih lama sebelum mengelilingi kota itu.
Berbeda dengan mobil yang ditumpangi oleh dua cowok dan satu cewek yang dingin bak es batu itu,Riyan yang biasa nya banyak omong serta tingkah laku yang sangat memalukan dirinya kini hanya mampu menahan diri karna sejak tadi setiap dia ingin berbicara cewek yang duduk bersebelahan dengan temannya itu langsung mendelik tajam ke arahnya.
"Mending lo diem aja Yan"ujar Dimas dingin sambil tetap fokus menyetir.
Riyan yang memang tidak tahan akhirnya memutuskan untuk tidur saja,lumayan pikirnya toh perjalanan juga masih cukup panjang untuk ditempuh.
Beralih kedalam mobil yang dikendarai oleh cowok tampan itu kini suasana didalam mobil itu heboh dengan suara Diana yang sedari tadi tidak berhenti mengoceh membahas apa saja yang akan mereka lakukan selama disana.
"Raa gue gak sabar banget demi apa disana pasti udaranya sejuk banget"ucap Diana sambil membayangkan betapa sejuk dan segarnya suasana dikota itu berbeda sekali dengan kota Jakarta yang tiada hari tanpa debu dan polusi.
Zahra yang mendengarkan celoteh dari temannya itu hanya mampu mengangguk mengiyakan setiap ucapan yang keluar dari mulut Diana.
Dan kebetulan juga disana ada villa dari keluarga Dimas,wah ternyata si Dimas diam diam kaya ya gengs wkw oke back to topik.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dan menguras tenaga akhirya mereka tiba juga didepan villa dari keluarga Fernando dan langsung disambut oleh dua orang paruh baya laki laki dan perempuan yang dipercayakan papa Dimas untuk menunggu dan mengurus villa ini.
"Ehh den Dimas udah sampai,sok atuh masuk bibi teh udah masakin buat kalian"ucap seorang yang menyebutnya dirinya bibi tadi panggil saja bi Inem dengan suaminya yang bernama pak Maman.
"Iyaa bi assalamualaikum"jawab Dimas senyum sopan dan langsung menyalimi tangan bi Inem dan pak Maman yang disebelah istrinya.
Teman temannya yang melihat interaksi ketiga orang yang ada dihadapannya kini saling melemparkan tatapan heran,pasalnya baru ini mereka melihat seorang Dimas yang dingin tak tersentuh itu tersenyum manis oleh dua orang yang mereka tidak kenal.
Setelah menyalimi tangan orang tua tadi kini cowok jangkung itu langsung melenggang masuk meninggalkan temannya yang menatap cengo kedepan.
"Woy Dim kenapa kita ditinggal elahh"ucap Riyan sedikit teriak,bi Inem yang menyadari hal itu langsung menengok ke belakang sambil tersenyum hangat sedangkan Riyan hanya menunjukkan cengiran tidak berdosanya itu.
"Ehh maaf bi"ucap Riyan meminta maaf kepada bi Inem dan dijawab dengan anggukan dari perempuan paruh baya itu.
"Yaudah silahkan masuk kedalam den sama nengnya biar barangnya pak Maman yang bantu bawain"ujar pak Maman yang dari tadi menyimak.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGAGUM RAHASIA:) [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Tawa nya begitu candu, kepergian nya meninggalkan sendu"