0.18

84 23 3
                                    

Sejak kemarin Rara belum bisa dihubungi oleh Reza setelah pesan terakhir yang Rara kirim untuknya.

Pagi ini Reza berniat akan mengajak Rara untuk berangkat sekolah bersamanya sekalian ia ingin meminta maaf.

"Assalamualaikum" ucap Reza sambil sesekali mengetuk pintu rumah Rara.

"Biar Rara aja ma yang bukain" ucap Rara berniat untuk membuka kan pintu.

"Assalam-" ucapan Reza tiba tiba terhenti ketika melihat pintunya sudah terbuka dan terlihat Rara yang berdiri didepannya.

"Ngapain lo pagi pagi kesini? Mau minta sumbangan lo?" cerca Rara dengan kalimat pedasnya tidak lupa dengan wajah datarnya.

"Siapa sayang?" tanya Andini dari dalam.

"Bukan sapa sapa ma" jawab Rara sedikit teriak.

"INI REZA MA" ucap Reza sambil teriak dari luar.

Rara yang kesal langsung saja memberi bogeman mentah pada Reza sampai membuat Reza meringis kesakitan, Rara memang perempuan tapi jangan salah tenaga nya juga hampir sepadan dengan tenaga laki laki.

"Gila lo Ra" ringis Reza memegangi perutnya yang berdenyut.

"Lo yang gila ngapain teriak teriak segala" balas Rara sewot.

Tiba tiba Andini muncul dari belakang karna ia mendengar kegaduhan diluar.

"Loh nak Reza kok gak masuk?" sapa Andini ramah.

"Hehe gapapa ma, Reza diluar aja sekalian mau ngajakin Rara berangkat bareng" jawab Reza sopan dengan tangan kiri yang masih memegangi perutnya, Andini yang melihat itu sedikit mengerutkan keningnya.

"Perutnya kenapa kok dipegangin terus?" tanya Andini penasaran.

Sedangkan Rara sudah mendelik tajam pada Reza pertanda jangan beri tahu apa yang sudah terjadi barusan.

"Gapapa kok ma, yaudah Reza sama Rara berangkat dulu ya ma" jawab nya sopan.

"Sejak kapan gue ngiyain ajakan berangkat bareng lo?" tanya Rara dingin, ia masih kesal dengan masalah kemarin.

"Iyaudah sekalian kan Ra kalian juga satu sekolahan jadi gapapa dong" usul Andini yang disambut senyum kemenangan oleh Reza.

"Tapi ma-" Rara ingin protes tapi Andini sudah melenggang pergi ke dalam.

"Puas lo" bentak Rara pada Reza.

Lalu Rara kedalam untuk mengambil tasnya dan mau tidak mau ia harus berangkat dengan Reza sialan itu.

"Ayok" ajak Rara mendahului Reza.

"Pake helm dulu sini" titah Reza dan Rara pun mendekat, dengan jarak yang lumayan dekat apalagi dengan postur tubuh Rara yang dibilang mini dibanding laki laki yang ada didepannya ini.

Ada rasa senang campur kesal bersama Reza ini tapi sialnya ia tidak bisa jauh dan marah terlalu lama dengan laki laki yang sedang memakaikan helm ke kepalanya.

Setelah siap mereka berdua pun pergi dari pekarangan rumah Rara dengan jalanan yang masih cukup sepi karna ini masih pagi.

"Ra"

"Rara"

"Zahra"

Sudah cukup kesabaran Reza dengan suara yang cukup keras ia memanggil Rara.

"CEBOL" teriaknya tidak tau malu.

Rara yang merasa namanya dipanggil terlonjak kaget untung saja dia tidak jatuh dari motor akibat terkejut.

PENGAGUM RAHASIA:) [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang