[11]

1.1K 58 4
                                    

Anna menyibak horden hingga membuat cahaya matahari pagi masuk menembus kaca yang sengaja berada di sisi bagian timur. Pintu balkon sedikit terbuka untuk membiarkan udara segar dapat masuk.

Pangeran masih tampak terlelap dan Anna berniat membangunkannya. Ini minggu pagi, pasti banyak pasien lain yang sekedar berjalan-jalan di taman rumah sakit untuk menghirup udara pagi.

"Sayang... wake up" Anna mengusapi pipi Pangeran lembut

Tunangannya tersebut tampak menggeliat dalam tidurnya. Jemari Anna tidak berhenti, Pangeran pasti protes jika dibiarkan tetap tidur. Lelaki tersebut sering mengeluh ingin berjalan-jalan keluar sementara Anna melarangnya karena alasan kesehatan yang belum terlalu pulih.

Alasan sebenarnya karena Anna tidak ingin sampai ada seseorang yang menanyakan hubungan keduanya. Anna tidak mau terus menerus menambah kebohongan. Tetapi hari ini pengecualian. Lagipula ini akan bagus untuk sekalian melatih otot kaki Pangeran.

"Bangun... katanya mau jalan-jalan pagi" Anna ganti menciumi kelopak mata Pangeran yang tidak kunjung membuka

Pangeran tersenyum masih dengan kedua mata tertutup. Tidak lama kelopaknya terbuka menampilkan tatapan serupa Anna.

"Pagi..."

"Selamat pagi" balas Anna dengan senyuman manis

Pangeran menurut saat dibantu duduk. Lelaki tersebut sudah tidak lagi dipasangi infus sehingga lebih mudah dan leluasa bergerak. Jelas ini adalah perkembangan yang membuat Pangeran sangat bersemangat untuk segera sembuh.

"Jadi jalan-jalan paginya?"

Pangeran mengangguk antusias. Anna jadi merasa tidak tega karena sering melarang Pangeran keluar. Dalam hati dirinya meyakinkan kalau semua yang dilakukannya adalah demi kebaikan Pangeran.

Anna lebih dulu menyiapkan kursi roda untuk Pangeran sebelum memapah tunangannya tersebut untuk berpindah. Pangeran meringis pelan ketika otot-otot kakinya yang terasa seperti tertarik.

"Sakit?" Anna bertanya khawatir

"Aku nggak papa, ini biasa kalau pagi" Pangeran menggeleng dan memilih tersenyum menenangkan

"Aku khawatir, apa jalan-jalannya ditunda besok saja?"

"Jangan dong, kamu tahu aku ingin sekali jalan-jalan keluar ruangan. Pergi ke taman dan merasakan cahaya matahari denganmu pasti menyenangkan" Pangeran meraih tangan Anna untuk digenggam

Anna jelas tidak tega menolaknya. Baiklah sekali ini saja tidak akan menjadi masalah.

Anna mengeluarkan sebuah sweater berbahan rajut untuk dipakaikan kepada Pangeran. Lelaki tersebut menerimanya tanpa mengeluh karena memang udara di luar tidak terlalu bersahabat dengan tubuhnya. Dirinya masih terlalu rentan pasca terbaring koma selama delapan bulan.

"Terimakasih ya... kamu sangat perhatian. Aku sungguhan beruntung memiliki kamu Ann..."

Anna mengusap kepala Pangeran dan berakhir menangkup pipi yang jauh lebih berisi tersebut meski masih tampak pucat. "Jangan pernah tinggalin aku ya..."

Pangeran mengangguk tanpa ragu. Mana mungkin Pangeran meninggalkan Anna, memikirkannya saja rasanya tidak pantas jika mengingat segala pengorbanan Anna untuknya.

Anna mendorong kursi roda Pangeran keluar ruangan, memasuki lift dan menekan angka satu sampai kemudian keluar di langai dasar. Anna tidak bisa tidak tersenyum melihat kebahagiaan lelakinya tersebut saat akhirnya bisa melihat dunia luar.

Taman sudah lumayan ramai saat keduanya tiba, Anna sengaja meminta waktu berdua saja bersama Pangeran saat Rena berniat menemani. Khawatir Anna atau Pangeran membutuhkan sesuatu.

Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang