Hari ini adalah hari pertama perjuangan sebenarnya pasangan muda itu menjadi orang tua dimulai, hari pertama juga Wisam tinggal di rumah kecil mereka dan belum ada setengah hari, wangi khasnya sudah menguar ke penjuru rumah.
Setelah orang tua Felix pulang satu jam yang lalu, kini keluarga kecil itu sedang berkumpul di kamar sekadar baring-baring.
Ralat, hanya Lira yang duduk bersandar pada kepala kasur dengan Felix yang berbaring di pahanya sambil sesekali memeluk pinggang Lira.
"Liraaaaaaaa." Teriak Felix pelan sambil membuka lebar sebelah tangannya dan membawanya ke pinggang Lira serta menempelkan wajahnya ke perut perempuan itu dengan gemas. Hal itu dilakukannya berulang-ulang setiap hendak memeluk Lira.
"Aku mau pipis." Jujur Lira mengangkat kepala Felix dan membebaskan kakinya.
"Habis itu sini lagi." Pinta Felix sebelum Lira menghilang dari pandangannya.
"Wissyammmmm." Panggil Felix menggulingkan tubuhkan ke arah Wisam dan memeluk bayi itu. "Harummm." Ujarnya setelah menggosok-gosokkan wajahnya pada perut Wisam yang kebetulan tidak dibedong. Ya, tadi Lira sekarang giliran Wisam yang menjadi sasaran kegabutan Felix.
"Ayo bangun." Ujarnya lagi membawa tangan Wisam ke wajahnya.
Wisam mulai menggeliat.
"Huwaaa." Ujar laki-laki itu mendekatkan wajahnya pada wajah Wisam saat mata Wisam mulai sedikit terbuka dan menguap.
Diusia 1 bulan ini, Wisam sudah bisa memiringkan badannya, anak itu juga sudah bisa mengekspresikan wajahnya, seperti sekarang ini dia mengerutkan dahinya.
"Udah bangun?" Tanya Lira memasuki kamar. "Papa ganggu ya?"
Houu
"Iya? Papa ganggu Wisam bobo?"
Houu
Felix dan Lira tertawa. Itu yang paling membuat mereka senang, Wisam seperti mengerti saat diajak berbicara, anak itu juga tidak mau kalah dengan membuat-buat suara seperti membalas apa yang Lira bicarakan.
"Ini Mama, ini Papa." Ujar Lira dan Felix bergantian.
"Ini, ini Wisam." Lanjut Lira dan Felix menciumi perut Wisam.
Wisam pun seperti tertawa sambil berusaha menggerak-gerakkan tangannya.
Tok, tok, tok
"Assalamualaikum.""Waalaikumsalam." Sahut Felix menuju pintu.
Sementara Lira masih asik mengajak Wisam berbicara. "Mama sayang Wisam, Papa sayang Wisam, Nenek sayang Wisam, mbah sayang Wisam."
Houhh, aaaaa
"Iya, semua sayang Wisam."
"Nih Ra, dikasih sama orang sebelah."
Felix berdiri di depan pintu kamar sambil menggendong baskom berisi sembako."Taroh di dapur, siapa yang kasih?"
"Keluarga Setiawan." Jawab Felix sambil membawa secarik kertas.
"Baru pindah berarti ya, kemarin 'kan rumah sebelah kosong"
"Iya kali." Jawab Felix kembali berbaring di samping Wisam.
"Iya, kita punya tetangga baru." Ujar Felix pada Wisam yang sejak tadi tidak melepas tatapannya pada Papanya yang ganteng itu.
Felix pun dengan gemas menciumi pipi Wisam. "Huh! Wisam Bau! Papa cium Mama aja." Dengan cepat Felix mengecup pipi dan pelipis Lira sambil mencubit lengan atas perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baladah Pasutri Muda (SEQUEL TUP)
Teen FictionSequel dari Teen Unplanned Pregnancy (TUP) Lira dengan segala kecemasan, pikiran buruk dan kepolosannya mengiyakan ajakan-ajakan nyeleneh Felix serta Felix dengan segala keteledorannya, ide-ide uniknya dan kejahilannya melebur menjadi satu. *** Pola...