Lira melihat pantulan dirinya di cermin. Baju blouse berwarna coklat dan celana bahan warna hitam terlihat cocok di tubuh rampingnya.
Sembari mengaplikasikan bedak ke wajahnya, matanya sesekali melirik ke arah anaknya yang tengah merengut di pojok kamar.
Saat mengetahui sedang diperhatikan Si Mama, anak yang belum genap berusia 4 tahun itu kemudian melayangkan protesnya, "Wisam kan udah agak dewasa sedikit, nenapa tetap gak boleh pinjem jam tangan Papa?" Ujarnya membuka kedua tangannya ke depan dan sedikit mengangkat bahunya.
"Nanti Wisam tanya Papa langsung ya. Kan itu bukan barangnya Mama." Jawab Lira setelah itu mempoles bibirnya dengan liptin, "Sini duduk sama Mama, capek loh berdiri terus."
Anak itu malah memutar badannya menghadap dinding.
Si mama beranjak dari duduknya dan menghampiri Wisam untuk membujuk anak itu.
Perkara jam tangan, dari semua barang milik Felix, koleksi jam tangannya adalah barang yang tidak boleh di sentuh oleh Wisam, Felix bahkan menyimpan kotak khusus jam tangannya itu di atas lemari dan selalu menutup kesempatan Wisam untuk mencobanya. Alasannya hanya satu, jam itu mahal dan jika rusak, ia jelas belum bisa langsung memperbaiki apalagi membeli yang baru.
"Mama udah cantik belom?" Tanya Lira.
Wisam yang kini duduk di pangkuan mamanya hanya berdeham.
"Bantuin mama pilih ikat rambut dong Sam." Si Mama masih mencoba mengalihkan perhatian anak itu agar lupa dengan keinginannya mengenakan jam tangan Ayahnya.
"Widih, seperti biasa, cantik banget Mama Lira." Puji Felix setelah kembali dari masjid.
"Huh! Wisam malah." Wisam langsung membuang muka dan melipat tangannya di depan dada.
"Loh, kenapa marah?" Tanya Felix mencoba menggendong anak itu namun di tolak.
"Papa gak mau pinjemin jam Papa." Jelas Wisam.
"Itu loh Jam Wisam bagus, keren banget." Ujar Felix membujuk anak itu untuk mengenakan jam tangan miliknya sendiri.
"Enggak mau." Tolak Wisam, kesalnya berubah menjadi rasa ingin menangis.
"Jamnya kegedean sayang, tangan Wisam masih kecil. Coba deh Wisam coba, boleh gak Pa kalau Wisam coba sebentar?" Tutur Si mama.
Dengan berat hati akhirnya Felix menyerahkan 3 macam jamnya dan sengaja memilih yang berat dan besar.
"Tuhkan, kegedean." Ucap Felix sambil mengganti pakaiannya.
"Nah, makanya Wisam pake jam yang emang cocok di tangan Wisam aja ya. Yang ini di simpen dulu, pas tangan Wisam udah gede seperti Papa baru deh Wisam pake. Ya? Gimana?" Jelas Lira dengan sabar.
Wisam hanya menghela napas, "Ya udah deh, Wisam pinjem ini mama aja, boleh ya." Ujar Wisam menunjuk scrunchie berwarna coklat di depannya.
Setelah mamanya mengangguk, baru lah ia memasukkan ikat rambut itu ke tangannya persis seperti yang dilakukan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baladah Pasutri Muda (SEQUEL TUP)
Genç KurguSequel dari Teen Unplanned Pregnancy (TUP) Lira dengan segala kecemasan, pikiran buruk dan kepolosannya mengiyakan ajakan-ajakan nyeleneh Felix serta Felix dengan segala keteledorannya, ide-ide uniknya dan kejahilannya melebur menjadi satu. *** Pola...