Hari pertama acara 17an diisi dengan lomba khusus anak-anak.
Sejak kepergian Felix hingga mendekati pukul 12 siang ini Lira dan Wisam masih asik menonton perlombaan. Wisam juga sempat ikut lomba balap kelereng, balap karung dan balap batok kelapa, meskipun partisipasinya tidak dihitung sebagai peserta sebab masih terlalu kecil sementara lawannya berusia 6-12 tahun.
"Is ayo is! Faiz dikit lagi!" Sorak Lira mendukung Faiz yang sejak tadi gagal memasukkan paku ke dalam botol kaca.
Lira sedikit melompat saat akhirnya Faiz berhasil dan berlari secepat mungkin membuat Wisam digendongannya yang memegangi payung dengan ke dua tangannya ikut terguncang.
Semua penonton yang didominasi oleh ibu para anak yang ikut lomba bersorak saat lomba berakhir.
Faiz dan 4 anak lainnya berhasil masuk ke babak semifinal.
"Aduh tenggorokan mama kering Sam." Keluh Lira meninggalkan arena perlombaan sambil mengipas-ngipaskan tangannya ke mukanya.
"Wisam mau coba juga mama." Ujar Wisam memelas. Sejak tadi ia sudah meminta namun, Si mama tidak juga mengabulkan.
"Nanti minta sama papa aja ya, tadi mama mau pinjam gak bisa, soalnya dipake semua." Jelas Lira menyodorkan es teh ke anaknya itu.
Wisam hanya bisa menjatuhkan kepalanya ke pundak mamanya.
"Capek ya." Ucap Lira mengelap keringat anaknya dengan sapu tangan. "Ya Allah! Maaf Sam mama lupa." Ujar Lira cepat menahan kikikan saat sadar sejak tadi Wisam lah yang memayunginya.
Tangan kecil itu terlihat sangat lucu saat memegangi payung dengan erat agar tetap tegak.
"Maaf ya, pegel ya tangannya." Lagi-lagi Lira meminta maaf.
"Syedikit!" Ketus Wisam melipat tangannya di depan dada dan mengerucutkan bibirnya. Anak itu ngambek.
"Sedih mama kalau Wisam marah, maaf ya, mama gak sengaja. Nanti mama pijitin biar gak pegel lagi."
"Hehe bertanda! Wisyam gak malah kok, Wisyam cuman kura-kura."
Lira ikut terkekeh, "Pura-pura Wisam, bukan kura-kura. Tapi mama minta maaf nya beneran kok. Wisam maafkan mama gak?"
Anak itu mengangguk.
"Ya udah yuk pulang dulu istirahat."
"Enggak ma, itu olang-olang masih banyak." Wisam menolak untuk pulang.
"Sebentar lagi zuhur Sam, Wisam gak ingat pesan papa? Kan papa bilang sebelum zuhur pulang."
Wisam malah merengek namun Lira tetap membawanya pulang.
***
Semester 5 adalah masa dimana kepengurusan angkatan Felix di HIMA memasuki babak akhir dan akan digantikan oleh angkatan dibawah mereka.
Untuk DEPKIMAT, hanya tinggal satu proker lagi yang belum mereka laksanakan membuat Felix sebagai wakil ketua juga kelabakan. Belum lagi persiapan musyawarah besar dan rapat evaluasi yang katanya sudah seperti pengakuan pahala dan dosa di depan para alumni, delegasi dan dosen pembimbing.
Untungnya hari ini hingga besok jadwal Felix hanya berkuliah, sebab sudah pasti ia tidak dapat mengikuti lomba panjat pinang jika dilaksanakan bersamaan dengan rapat. Tapi jujur, ia lebih memilih rapat dari pada ikut lomba. Ngeri anjir, kalau pinangnya rubuh gimana. Mana badan dilumurin lumpur semua. Katanya pada Faiz yang tanpa izin mendaftarkannya menjadi anggota terakhir dari grub yang diketua oleh Mas Farhan. Mana anggotanya yang kemarin godain bini gue. Lu baru masuk SMP mana paham. Omel Felix pada temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baladah Pasutri Muda (SEQUEL TUP)
JugendliteraturSequel dari Teen Unplanned Pregnancy (TUP) Lira dengan segala kecemasan, pikiran buruk dan kepolosannya mengiyakan ajakan-ajakan nyeleneh Felix serta Felix dengan segala keteledorannya, ide-ide uniknya dan kejahilannya melebur menjadi satu. *** Pola...