Kalau suka sama cerita ini jangan lupa follow
~👑~
Felix tidak pernah sekalipun berpikir apalagi berkeinginan menginjakkan lagi kaki di sekolah SMA dulu, karena itu dapat merobek luka lama yang mulai kering, membuatnya kembali berpikir 'coba aja waktu itu' 'seandainya' 'kenapa harus gue' 'seharusnya'
Tapi saat ini laki-laki itu sedang berada di parkiran sekolahnya, sendirian dengan rasa sesak di dada. Felix menoleh kebelakang, menatap kosong pojok belakang parkiran yang berjarak sekitar 8 meter darinya, di sana dia bisa melihat dirinya, Daniel dan Bagas duduk di motor masing-masing sambil tertawa.
Fokusnya beralih pada tempat lain saat suara keras dari besi penutup selokan yang menghantam semen setiap motor melewatinya kembali teringat persis. Begitu juga suara siswa-siswa lain yang sedang mengobrol.
Di sana, di lapangan itu, Felix dapat melihat dirinya dengan lihainya bermain basket bersama teman sekelasnya. Bagas dengan pakaian olah raga lengkapnya, sementara dia dan Daniel dengan atasan baju seragam dan celana olah raga. Atau, saat dia dan Daniel dengan sengaja menendang pantat teman-teman mereka setiap selesai solat Zuhur bersama.
Semua itu, suaranya, suasananya, wajah-wajah temannya persis terputar diingatannya, membuatnya ingin merasakan semua itu sekali lagi.
"Mas, siswa di sini ya? Kelas 11 IPS 2 dimana ya?"
Suara itu menyadarkan Felix dari ilusinya, siswa-siswi yang lalu-lalang dengan seragam sekolahnya tiba-tiba hilang begitu saja, begitu pula dengan sahabatnya Daniel dan Fatur.
"Ada di sana." Jawab Felix menunjuk gedung 2 yang berada di tengah.
"Makasih ya."
Sekali lagi Felix melihat tempat dimana motornya dan motor sabahabatnya biasa terparkir, kosong. Kemudian melihat lapangan luas di depannya, sepi, hanya ada perempuan tadi.
Tiba-tiba Felix teringat, dia ke sekolah ini untuk mengikuti kelas kejar paket C untuk pertama kalinya di ruangan yang perempuan itu tadi tanyakan.
Akhirnya dengan ragu ia menuju kelas 11 IPS 2. Sesampainya di depan pintu Felix sedikit terkejut, cuman ada 18 orang, tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Rasanya benar-benar de javu meskipun ini bukan kelasnya. Entah apa alasan Tuhan membuatnya kembali belajar di sekolahnya ini. Bikin Felix makin nyesal? Mungkin.
Di kelas pertama ini, seperti biasa, saling berkenalan dan membahas lebih lanjut kontrak pembelajaran yang tidak mengikat sama sekali bagi Felix.
Oh ya, program paket C ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat usia sekolah dan usia dewasa yang karena berbagai sebab tidak melanjutkan pendidikan formal sehingga tetap memiliki ijazah SMA/sederajat.
Memang sepenting itu ijazah, jadi jangan sampai dipake untuk bungkus sanggar ya.
Kurang lebih seperti belajar di sekolah formal pada umumnya, perbedaan signifikan ada disiswanya yang terdiri dari beragam jenjang usia, yang kepala 4 pun ada dan di sini Felix lah yang termuda.
Jam 11 kelas selesai, sebelum pulang Felix ingin mampir ke ruang kelasnya dulu dan syukurnya tidak di kunci. Sekalian aja nyeseknya, pikirnya. Maka dari itu, Felix membiarkan dirinya tenggelam dalam ilusinya.
Laki-laki itu duduk di bangkunya, pandangannya mengitari seluruh meja di sana, membayangkan teman-temannya duduk bersamanya begitu juga dengan Daniel dan Fatur.
Felix jadi teringat ide cemerlangnya yang sempat viral hingga adik kelas menirunya. Awalnya hanya iseng, tanpa malu dia, Bagas, Fatur dan satu temannya mengunjungi beberapa kelas untuk bernyanyi sambil memainkan gitar dan cajon kemudian meminta siswa lain yang terlihat menikmati pertunjukan mereka untuk membayar mereka seikhlasnya. Ya, mereka mengamen. Yang membuat mereka ketagihan adalah, hasil dari mengamen itu lumayan karena hampir setiap siswa perempuan mau membayar mereka walaupun hanya 2 ribu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baladah Pasutri Muda (SEQUEL TUP)
Teen FictionSequel dari Teen Unplanned Pregnancy (TUP) Lira dengan segala kecemasan, pikiran buruk dan kepolosannya mengiyakan ajakan-ajakan nyeleneh Felix serta Felix dengan segala keteledorannya, ide-ide uniknya dan kejahilannya melebur menjadi satu. *** Pola...