"Wisam hari ini minumnya pake botol ini aja, bagus banget ini botolnya." Bujuk Lira agar anak itu tidak lagi menyusu padanya.
Wisam tidak mengindahkan, ia tetap sibuk merobek-robek kertas origami dengan ukuran berbeda-beda lalu menempelnya pada gambar pinguin yang dibuat mamanya.
"Wisam? Ya? Kalau udah gede gak boleh nenen lagi. Minumnya harus dari gelas." Ucap Lira.
Lira bingung harus bagaimana, Wisam yang sudah 2 tahun 5 bulan itu masih saja ketergantungan dengan asi. Tapi setidaknya ada perkembangan walau sedikit, anak itu awalnya gelisah dan rewel saat Lira pertama kali menyapihnya namun sekarang ia jauh lebih tenang jika mamanya menunda untuk tidak segera memberikan asi jika anak itu meminta.
"Papa juga udah besyal." Ucap anak itu kini menggunting-gunting kertas warna-warni itu.
"Loh?!" Heran Lira dengan mata melotot.
"Papa juga nenen." Jelas anak itu polos tanpa melihat mamanya.
Sontak hal itu membuat Lira tekejut bukan main. "Loh?! Papa gak pernah nenen, Wisam salah lihat nak." Jelas Lira.
"Tada! syudah telesai." Pekik Wisam yang sejak tadi duduk tiba-tiba berdiri, melompat-lompat dan mengangkat hasil karyanya tinggi-tinggi.
"Wis bagusnya. Ayo kita tempel di kamar Wisam." Respons Lira yang memilih jalan aman untuk tidak membahas hal itu lagi.
Anak itu melihat sekeliling, meletakkan kolase yang dibuatnya di lantai dan segera menggeser kursi plastik agar ia dapat menempel karyanya tinggi-tinggi.
"Mah dolongkan." Pinta Wisam yang kesulitan mendorong sebab ada mainan yang mengganjal.
"Tolong dorongkan." Koreksi Lira yang masih bergeming di tempatnya.
"Tolong dolongkan mama." Ucap anak itu lagi.
Dan Lira pun baru mau membantu anak itu.
"Makasyi mama."
"Sama-sama sayang. Ayo kita beli es krim Sam."
Wisam pun bersorak gembira.
***
Felix menelepon Sonya sesekali melihat ke arah balkon dengan pintu berjajar di sana dan segera memutus panggilannya saat melihat Sonya keluar dari salah satu pintu. "Bentar." Ujar gadis itu dari atas.
"Kakak yang bisa pasang lagi gak ada." Terang Sonya membawa Felix ke dapur. "Permisi, teman aku laki-laki lagi di dapur pasangin gas." Lanjutnya memberi tau seisi kost. Sebab Felix pernah mengalami hal yang tidak nyaman saat di kost khusus perempuan ini, bayangkan, saat dia baru masuk pintu, di ruang tamu terdapat 4 anak kost yang sedang asik luluran dan tentunya mengenakan pakaian terbuka bahkan ada yang hanya mengenakan handuk.
"Udah nih, coba nyalain kompornya." Ujar Felix berdiri sambil mengacak pinggang.
"Akhirnya, kami kelaparan tau, mana tadi hujan juga jadi malas beli makan di luar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baladah Pasutri Muda (SEQUEL TUP)
Teen FictionSequel dari Teen Unplanned Pregnancy (TUP) Lira dengan segala kecemasan, pikiran buruk dan kepolosannya mengiyakan ajakan-ajakan nyeleneh Felix serta Felix dengan segala keteledorannya, ide-ide uniknya dan kejahilannya melebur menjadi satu. *** Pola...