1. Dia kembali.

111 17 7
                                    

Happy Reading!

❤❤❤

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Yaps, seperti itulah hidup manusia yang telah ditakdirkan oleh Allah karena di dunia ini tidak ada yang abadi. Karena keabadian hanya milik Allah SWT.

***
Aku terperanjat ketika sosok pria tampan berkemaja biru muda dan dipadupadankan dengan sarung polos warna navy duduk di samping Gus Hamam putra satu-satunya Abah yai Khalid dan Umi Ma'sumah.

"Maira, itu kan Kak Naufal," tanya Nur sambil menyenggol lenganku," aku hanya diam mematung sebelum masuk ke aula. Ya, malam ini setelah selesai mengajar para ustaz dan ustazah ada rapat yang diadakan di aula.

"Heh, malah bengong. Ayo udah pada ngumpul iki lo," protes Nur dan menarik tanganku untuk segera masuk.

Aku gelagapan lalu menunduk.
"Eh, Astaghfirullah," lirihku.

Malam ini rapat diadakan dalam rangka salam perpisahan ustaz Afif yang mau boyong karena seminggu lagi akan menikah dan pemberitahuan bahwa ada ustaz baru yang akan menggantikan ustaz Afif. Memang kabar ini sudah sebulan lalu kudengar bahwa akan ada ustaz baru dan ternyata kak Naufal lah ustaz baru itu.

Duh, bukan kak lagi dong, kan udah jadi ustaz sekarang. Lebih tepatnya ustaz Naufal.

Sesaat ketika padangan kami bertemu aku menunduk, dia menatap dengan tatapan yang aneh bagiku entahlah aku tak bisa mengartikan sorot matanya.

Duh Gusti, perasan ini sudah lama sirna dalam hati ini, mulai pudar bersama harapan ilusi. Aku yang saat itu kelas sepuluh madrasah Aliyah dan kak Naufal kelas dua belas. Kami saling bertukar kabar lewat coretan pena pada lembar kertas origami warna-warni yang membuatku tersenyum bahagia kala membaca goresan pena itu. Kata-kata mutiara yang kak Naufal tulis mampu mengibarkan rasa yang berkecamuk dalam dada ini.

Hingga surat terakhir yang aku terima setelah kak Naufal wisuda. membuat hatiku seketika berbunga-bunga juga sedih. Bahagia karena kak Nuafal menulis ungkapan isi hatinya, sedih karena kak Nuafal akan boyong pindah pondok dan kuliyah ke Jogja. Sampai saat ini cinta itu masih aku genggam bersemayam dalam kalbu.

Kini, setelah empat tahun tidak penah bertemu dengannya, bahkan tak pernah tahu akan kabarnya tiba-tiba malam ini takdir kembali mempertemukan kita. Sekarag dia ada di hadapanku dengan pesona yang sangat luar biasa. Dia tambah tampan, apalagi statusnya yang kini jadi ustaz, hmmm ganteng luar dalam. Pasti akan jadi trending topik pembahasan para santriwati. Yah, suatu hal yang tidak bisa dipungkiri lagi.

***

Aku Maira Wardatul Jannah, Abdi ndalem juga Mahasiswi semester 4 di salah atau kampus swasta di kota Ngawi. Semua ingatan tentang Kak Naufal berputar dalam ingatan. Bahkan

Lentera Hati MairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang