Assalamu'alaikum 🥰
Maira kembali menyapa...
Maaf ya baru update.
Semoga kalian tidak lupa sama Maira hehehe
Happy Reading 🥰
***Hidup adalah ujian, jika saat ini Allah telah mengujimu maka bersabarlah. Sesungguhnya itu adalah rasa cinta yang telah Allah tunjukan kepadamu. Jangan beranggapan bahwa takdir Allah tak adil untukmu. Tapi percayalah, ketetapan Allah itu lah yang terbaik bagimu.
***Kurang lebih sekitar satu jam aku bermurajaah hafalanku. Kini tatapanku beralih mengamati jam di dinding berbentuk bulat yang berada di kamar asrama jarum panjang menunjukkan pukul setengah dua.
Aku beringsut menaruh mushaf di dalam almari Dan mengambil laptop. Melepas mukena yang masih melekat pada tubuhku. Menggantinya dengan hijab segi empat warna maroon. Nur berbaring di sebelahku sambil baca buku, lebih tepatnya novel. Tamu bulanannya datang dan kebiasan yang sering dilakukanny saat lagi tanggal merah pasti keasyikan baca novel, kadang tertawa sendiri pun menangis sendiri.
"Nur," panggilku.
Dia hanya bergumam tanpa menoleh sedikitpun ke arahku. Tatapan matanya fokus pada novel yang ia baca.
"Nur, wes to yo bacanya. Ayuk ngerjain nilai santri. Kamu udah selesai ngoreksi semua jawabanya to?" tanyaku sambil menyalakan laptop.
"Eh, iya sudah," jawabnya sambil menutup novelnya dan beringsut duduk di sebelahku. Dia berdiri sejenak mengambil tumpukan kertas hasil jawaban anak santri kelas wustha di lemari.
Aku yang mengetik Nur yang mendikte nilai-nilai para santri. Karena besok adalah pembagian rapot para santri sehingga hari ini juga akan aku selesaikan karena beberapa hari kemarin belum sempat aku kerjakan.
"Alhamdulillah, selesai juga," ucapku sambil merenggangkan otot-otot punggungku yang terasa capek karene duduk yang kurang lebih dua jaman.
"Nanti malam tinggal ngeprint di kantor madrasah diniyah," imbuhku.
"Siap, boskuh," jawab Nur dengan nada alay.
Karena sudah masuk waktu asar, aku pun segera membersihkan diri. Suara azan yang berkumandang dari musala putra pun terdengar begitu sangat merdu, setelah mandi aku pun bergegas bersiap-siap menuju musala agar tidak terlambat salat jamaah.
"Mai," panggil Mbak Mila di depan pintu kamarnya. Saat aku baru saja keluar dari kamar asrama. Yang kebetulan asrama kami bersebelahan.
"Eh, iya Mbak?" jawabku dan menghampiri Mbak Mila.
"Si Nur mana?" tanyanya.
"Libur dia."
Mbk mila mengangguk dan kami pun berjalan menuju musala bersama para santri lainnya."Mbak Mil, Ummi Ma'summah sampun dugi?" tanyaku.
"Sampun, Mai. Sekitar jam setengah tiga tadi," jawab Mbak Mila.
"Alhamdulillah," lirihku pelan.
Sesampai di musala aku dan para santri lain pun segera masuk dan memenuhi saf yang masih kosong karena iqomah sudah berkumandang.
****
Saat ini aku berada di ndalem bersama Mbak Mila, melakukan aktifitas seperti biasa masak untuk keluarga ndalem. Akan tetapi karena sisa masakan tadi pagi masih banyak Bu Nyai memberi titah untuk memanaskan saja. Ada kentang goreng pedas, kare ayam dan juga sumur daging.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Hati Maira
Romance(Follow dulu sebelum baca🥰) *** Maira Wardatul Jannah, seorang santriwati yang menjadi Abdi ndalem dan diam-diam dicintai oleh Gusnya. Yakni, Muhammad Hamam Al-Azizi. Sedangkan Maira sudah memiliki tambatan hati sejak di bangku Madrasah Aliyah du...