AUTHOR POV
Detak jantung Rubi sudah tidak bisa dia kendalikan, berdetak kencang meskipun Rubi berusaha sekuat tenaga menenangkannya. Ini semua salah Bella.
Posisi tubuh Bella yang setengah menindih Rubi di sofa ruang keluarga. Mereka saling berpandangan dengan intens. Tangan kanan Bella mengunci tangang kiri Rubi di atas kepalanya.
"Bella." Ucap Rubian lirih disela deru nafas yang kian menekan.
Mata Bella seketika berubah lebih sayu mendengar suara lembut Rubi. Dia memiringkan kepalanya mulai mengecup rahang dan leher Rubi lembut sehingga membuat tubuh Rubi meremang merasakannya.
"BELLA!" Kali ini suara tegas seorang pria menggema diruangan itu. mengagetkan Bella dan Rubi yang tengah bercumbu.
Rubi sedikit mendorong Bella untuk melepaskan diri dari kungkungan Bella, Dia pun segera memperbaiki posisi duduknya sambil merapikan pakaian dan rambutnya yg sedikit berantakan tanpa menatap dua orang pria yg sedang menatapnya.
Dua pria itu siapa lagi kalau bukan Morel, papa Bella dan Piter, papa Rubi. Kedua pria itu tampak marah. Namun terlihat jelas bahwa Morel lebih marah ketimbang Piter.
Bella sudah berdiri tegap sambil menunduk menghindari tatapan tajam Morel padanya. Sedangkan Rubi sudah ikut berdiri dan berjalan melewati Papanya dan berkata. "Rubi ke kamar dulu Pa." lalu tersenyum canggung pada Piter dan Morel.
"Bikin malu." Desis Morel pelan pada Bella.
"Maaf Pa." Kata Bella menyesal.
"Udah udah, kita berangkat saja sekarang." ucap Piter menengahi. Meskipun Dia sedikit kaget dengan kejadian sebelumnya, tapi Piter adalah tipe orang tua yang hampir tidak pernah bisa marah pada anaknya. Karena itulah Piter hanya diam.
Morel mengangguk dan berjalan pergi dengan Piter. Mereka memang berencana bertemu beberapa teman untuk membahas pekerjaan. Karena itu, tadinya Morel dan Piter hendak mengajak Bella namun malah melihat kejadian yg tidak diinginkan. Morelpun mengurungkan niatnya.
Bella menghempaskan dirinya di Sofa sambil menghela nafas lega. Karena Morel dan Piter sudah berlalu pergi.
.
.
.
Bella tengah ikut merangkai bunga dengan Liliana dan Daniella di Ruang keluarga. Sesekali Bella mengeluarkan pujiannya pada dua wanita di depannya. Membuat suasana kian hangat. Disisi lain Rubi telah bersiap untuk pergi, Dia menuruni tangga dengan terburu buru.
"Ma, Aku pergi dulu ya." Ucap Rubi sambil mengcup pipi Daniella.
"Eh, mau kemana?" Tanya Daniella mewakili Bella dan Liliana yg juga penasaran.
"Ada job Ma."
"Saya antar." Kata Bella sigap langsung berdiri.
"Gak usah, Gue bisa sendiri."
"Bella mau nganter ya biarin dong, Rubi." Tegur Daniella pada anaknya.
"Disana banyak wartawan Ma, Aku sama Bella belum ada hubungan yg pasti. Rubi gak mau ada berita macem macem. Nanti susah ngeredamnya." Kata Rubi pada Mamanya, dengan nada ogah ogahan.
"Saya bisa tunggu dimobil atau langsung pulang." Kata Bella sambil tersenyum manis.
"Kalo Gue bilang ngga, ya brarti ngga." Jawab Rubi dengan nada keras sedikit membentak. membuat senyum di bibir Bella luntur.
"Oh, Baiklah." Jawab Bella lemah lalu kembali duduk dengan wajah tertekuk.
"Rubian!" Bentak Daniella tidak kalah keras dari nada Rubi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE PARTNER
RandomArabella Knov adalah wanita dewasa yg sudah lelah dengan perjodohan yang diatur oleh orangtuanya memutuskan untuk berbohong dan mengatakan bahwa dia tidak tertarik pada pria. Namun ternyata keputusannya tersebut salah. Orangtuanya Justru mengatur pe...