Part 23

8.4K 789 62
                                    

AUTHOR POV

Rubian menatap Maria sendu. Ada rasa bersalah yang bersarang di hati Rubi. Dia telah memberikan informasi pada pihak BIN tentang transaksi narkoba yang akan Maria lakukan. Sesekali Rubi mengusap matanya agar air matanya tidak sampai jatuh.

Sedangkan Maria tengah bermain dengan kucing liar di taman Villa yang mereka tempati. Dia terlihat sangat bahagia, berlarian seperti anak kecil sambil sesekali tertawa jika kucing itu melakukan tingkah tingkah lucu.

Rubian memalingkan wajahnya saat Maria menengok karena menyadari bahwa Rubi sedang menatapnya. Dia memainkan cangkir teh yang berada di atas meja tepat di hadapannya. Maria yang tengah berjongkok pun langsung berdiri dan menghampiri Rubi.

"Baby kenapa?" Tanya Maria dengan nada manis. Rubi tersenyum menatap Maria sambil menggeleng lemah. 

"Masih kepikiran Miss Straight?" Maria punya panggilan sendiri untuk Bella, karena sekalipun Rubi tidak menyebutkan nama Bella di hadapannya. Wanita itu mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Rubi lembut.

Rubian dengan cepat menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak memikirkan wanita itu. Satu satunya hal yang mengganggu pikiran Rubi saat ini adalah Maria. Apakah rencana nanti malam akan berjalan dengan lancar? Ataukah Maria akan bisa lolos lagi seperti sebelum sebelumnya?

Rubi meraih tangan Maria dan menggenggamnya. Lalu menarik kursi kosong agar Maria bisa duduk dekat dengannya. Rubi memainkan tangan Maria hingga fokusnya beralih kearah tattoo di pergelangan tangan Maria.

"Bikin couple tattoo sama Aku mau gak?" Ucap Rubi sambil mendongak untuk menatap Maria.

Maria membulatkan matanya lalu tertawa mendengar pertanyaan Rubi. "Kamu kan takut jarum.. Bikin couple cupang aja gimana?" Tawa Maria sambil menunjuk leher Rubi.

"Aku gak akan takut. Setidaknya Aku pengen Kamu selalu inget, apapun yang Aku lakukan itu karena Aku sayang sama Kamu." Ucap Rubi serius.

"Emang Kamu mau ngapain? Laporin Aku ke polisi? Bikin Aku masuk penjara?" Maria kembali menebak dengan frontal. "Kayaknya bukan ide yang buruk. Bisnis sabu di penjara bisa kali ye?" Lanjut canda Maria.

"Kasus narkoba itu bisa dijatuhi hukuman matiii.. Kenapa gak berhenti aja sih? Aku bisa tanggung semua kebutuhanmu dari tabunganku kok.. kita bisa tinggal di luar negri berdua.." Rengek Rubi sambil meneteskan air matanya.

"Yok, bikin couple tattoo yok." Ucap Maria sambil berdiri dari duduknya dan menarik Rubian untuk ikut berdiri. Maria menyesali candaannya tentang jarum pada Rubi yang berakhir pada pembicaraan serius dan membuat Rubi menangis.

Rubipun hanya diam dan menurut saja pada Maria. Pembahasan tentang berhenti dari dunia hitam memang selalu sia sia. Apapun yang Rubi katakan dan lakukan untuk membuat Maria tidak lagi berurusan dengan narkoba hanya akan berakhir dengan tangisan Rubian, karena Maria tidak pernah sekalipun mau untuk berhenti.

Rubian masuk kedalam kamar untuk bersiap. Sedangkan Maria menghampiri Jack di paviliun belakang untuk menyuruhnya menyiapkan mobil. Namun niat Maria bukan hanya itu. Ada hal lain yang ingin Maria bicarakan dengan Jack.

.

.

.

"Mau tattoo disebelah mana?" Tanya Maria pada Rubian, ketika Mereka sudah berada di salah satu tempat artis tattoo terkenal di Bali. Tentu saja mudah menemukan Artis tattoo, karena memang banyak sekali seniman yang tinggal di kota itu.

Seorang laki laki dengan penampilan nyentrik ikut menatap ke arah Rubian, ingin mendengar jawaban wanita itu dengan sabar. Jari tangan kanannya mengapit batang rokok yang menyala tinggal separuh. 

LIFE PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang