ARABELLA POV
'Aku akan berusaha membuatmu bahagia.'
Aku masih mengingat janjiku. Janji yang Aku buat sebelum Aku dan Rubian menikah. Janji yang Aku ucapkan sebelum Aku menyadari perasaanku padanya. Janji yang benar benar aku tanamkan pada diriku.
Itulah yang Aku lakukan saat ini. Berusaha membuatnya bahagia. Meski hal itu sangat menyakitiku. Meskipun Aku harus mengorbankan segala hal yang Aku cintai. Termasuk dirinya.
"Berkas kasusnya telah di serahkan pada pihak kejaksaan."
Aku hanya mengangguk. Mr. Paul menatapku dengan tidak puas.
"Katakanlah Pak."
Aku tau, Dia punya sesuatu untuk di ungkapkan.
"Bukannya ini berlebihan? Kamu menanggung semua kesalahan tentang penyergapan tanpa perintah. Kamu bisa dihukum, bahkan dipecat karena kasus ini."
"Saya akan menanggung semuanya. Jangan khawatir. Saya tidak akan melibatkan anggota lain."
"Aku tidak khawatir tentang itu. Aku khawatir tentangmu. Bukankah Kamu sangat mencintai pekerjaanmu?"
Mr. Paul adalah atasanku. Tentu saja Dia tau tentang betapa kerasnya Aku berusaha selama karirku menjadi badan intelegen negara.
"Saya lebih mencintai hal lain."
"Rubian Moreno."
Aku tersenyum tipis. Pria tua itu bisa membaca hatiku.
"Setelah ini Kamu mungkin juga akan kehilangan Dia."
"Saya ingin melihatnya tersenyum lebih lebar. Tertawa lebih sering. Bahagia selama hidupnya. Meskipun bukan denganku."
"Baiklah kalau itu keputusanmu. Maria akan dipindahkan ke penjara sipil hari ini. Apakah Kamu mau menemuinya?"
"Saya akan bicara dengannya sebentar."
"Baiklah, pergilah sekarang sebelum Dia dijemput oleh pihak kejaksaan."
"Mr. Paul."
Pria itu menatapku.
"Saya ingin meminta satu bantuan lagi."
"Katakanlah."
"Bisa tunda hukuman militer Saya?"
"Aku akan mengusahakannya."
Aku sedikit lega setelah mendengar jawaban Mr. Paul. Aku akhirnya bisa bicara pada wanita itu.
Maria Portman.
Kalau boleh jujur, Aku sangat cemburu padanya. Hingga Aku sebenarnya tidak mau bertemu. Bahkan menyebutkan namanya saja Aku tidak ingin. Tapi ada satu hal yang ingin Aku pastikan.
Aku meminta Winson untuk membawa wanita itu ke ruang introgasi. Saat Aku memasuki ruang introgasi, wanita itu menatapku tajam.
"Lo masih hidup?"
Aku diam dan berusaha untuk tidak terpancing emosi.
"Lo harusnya gak mempermainkan Rubian."
Aku menatap kedua tangannya yang saling menggenggam erat. Kalau saja pergelangan tangannya tidak diborgol, mungkin sekarang Dia sudah menerjangku.
"Gue gak pernah mempermainkannya."
Wanita itu memicingkan matanya menatapku.
"Justru Gue lah orang yang jatuh pada permainannya. Kalau bukan karena permintaannya, Gue pasti udah menembak mati elo di lokasi kejadian. Jika hanya di tangkap, Gue tau Lo masih bisa keluar kapan saja. Gue yakin para petinggi tidak ingin kehilangan sumber uangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE PARTNER
RandomArabella Knov adalah wanita dewasa yg sudah lelah dengan perjodohan yang diatur oleh orangtuanya memutuskan untuk berbohong dan mengatakan bahwa dia tidak tertarik pada pria. Namun ternyata keputusannya tersebut salah. Orangtuanya Justru mengatur pe...