AUTHOR POV
Sepanjang perjalanan Rubian hanya diam. Arabella pun tidak berani mengucapkan satu patah katapun meski hanya kata maaf. Wajah keduanya tampak pucat dan lelah karena tidak sempat tidur semalaman. Keheningan menyelimuti hingga mobil Bella sampai di depan gedung perusahaan.
"Terima kasih." Rubian langsung turun tanpa banyak bicara. Bella yang sedari tadi melihat kearah baju Rubi yang kusut pun ikut turun setelah mengambil jas bersih yang Dia simpan rapi di bagasi mobil, kemudian berlari menyusul langkah Rubian.
"Jangan sentuh!" Teriak Rubian keras ketika tangan Bella menyentuh bahunya untuk menghentikan langkahnya. Rubi langsung menepis tangan Bella. Semua mata pegawai perusahaan menatap kearah Mereka, Namun keduanya memilih tidak peduli.
Untuk sesaat Bella dan Rubi saling tatap. Bella menyadari seberapa dalam kekecewaan Rubian dari cara wanita itu menatapnya. Tatapan yang tak pernah Rubian tunjukkan selama padanya selama ini.
"Pakai jas ini." Ucap Bella perlahan sambil menyodorkan jas ditangannya ke arah istrinya.
"Gak perlu." Rubian bersikap acuh. Dia berbalik kembali melanjutkan langkahnya menuju lift.
Bella mengejar langkah Rubi. Dia langsung memakaikan jasnya pada tubuh Rubi dari belakang. "Aku tau Aku salah, tapi semua ini bukan sepenuhnya kesalahanku. Pakai jas ini! Kita bicara saat Kamu siap." Ucap Bella tegas dari belakang Rubian.
Rubi segera kembali melangkah dengan langkah lebar setelah Bella selesai bicara. Dia menyadari ucapan Bella benar. Semua yang terjadi semalam bukan sepenuhnya kesalahan Bella. Namun, Rubi masih butuh waktu untuk berfikir apa yang harus Dia lakukan.
Arabella menatap sendu punggung Rubian yang menjauh dari tempatnya berdiri dengan perasaan yang campur aduk.
"Bell." Panggil Rosa yang juga menyaksikan drama percintaan antara dua wanita yang dikenalnya. Arabella berpaling menatap Rosa dengan mata yang berkaca kaca.
"Kak Rosa." Sapa Bella menyadari kehadiran Rosa.
"Ada apa?" Tanya Rosa.
Tanpa perlu dijelaskan Bella langsung mengerti bahwa yang Rosa tanyakan adalah tentang perdebatannya dengan Rubian barusan. "Gue mengacaukan segalanya. Dia marah sama Gue Kak." Ucap Bella lirih.
Rosa bisa melihat wajah pucat Bella dan ekspresi putus asa Bella. Dia merasa kasian melihat keadaan Bella yang berantakan. Rosa mendekat dan merangkul punggung Bella. Memberikan wanita itu dukungan. "Apapun yang terjadi, segera selesaikan Bell.. Jangan sampai Lo menyesal."
"Makasih Kak." Nasehat Rosa itu langsung menyadarkan Bella.
"Udah sana samperin. Temenin Rubi." Ucap Rosa sambil menepuk punggung Bella.
Bellapun mengurungkan niatnya untuk pulang ke apartemen dan memilih untuk menemani istrinya di lokasi pemotretan. Dia berlari ke arah lift untuk menyusul Rubian.
.
.
.
Rubian memang bukan wanita sembarangan. Baru beberapa waktu yang lalu Dia mengalami hal yang mengerikan. Di todong pistol, ditahan di kantor Badan Intelegent, hingga dicecar dengan ratusan pertanyaan semalaman oleh istrinya sendiri.
Namun, lihatlah sekarang. Wanita itu sudah tersenyum lebar didepan kamera seolah tidak terjadi apapun. Rubian melakukan pekerjaannya dengan sangat profesional. Bella menatap Rubian dari sisi studio foto.
Rubian sadar sedang ditatap dan diperhatikan. Namun tak sedikitpun Rubian menengok kearah wanita yang menatapnya itu. Meski bibirnya tersenyum, hatinya masih sakit karena perlakuan Arabella.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE PARTNER
RandomArabella Knov adalah wanita dewasa yg sudah lelah dengan perjodohan yang diatur oleh orangtuanya memutuskan untuk berbohong dan mengatakan bahwa dia tidak tertarik pada pria. Namun ternyata keputusannya tersebut salah. Orangtuanya Justru mengatur pe...