AUTHOR POV
Sudah tiga hari sejak Rubian pergi bersama Maria. Mereka tengah berada di pantai, Rubian sedang berjemur menggunakan bikini dan kacamata hitam, sedangkan Maria duduk di bawah payung besar tidak jauh dari Rubian.
"Ini pertama kalinya Kamu gak betah liburan bersamaku." Ucap Maria saat melihat Rubian menghembuskan nafas dalam untuk kesekian kalinya.
"Hm?" Hanya itu tanggapan Rubian. Dia memang tengah memikirkan tentang Arabella karena tau istrinya itu pasti tengah mengkhawatirkannya.
Rubian memang sedikit lega karena Maria belum mengetahui tentang Arabella ataupun dirinya sebagai agen rahasia yang tengah menjalankan misi, bahkan ketika satu hari yang lalu Jack dan Jill datang. Maria masih bersikap seperti biasa.
Rubian menyimpulkan bahwa bawahan Maria itu belum mendapatkan informasi apapun. Hal ini tentu saja menguntungkan dirinya dan Arabella. Maria percaya bahwa Arabella hanya seorang wanita pecemburu yang emosional.
"Okeh cukup. Kita pulang sekarang." Ucap Maria dengan nada kesal karena kembali mendengar helaan nafas dalam sahabatnya.
Rubian langsung menoleh ke arah Maria ketika mendengar hal itu.
"Lo beneran bucin." Ucap Maria sambil menggelengkan kepalanya heran. Lalu kemudian menelfon Jack dari ponselnya.
"Jack, siapkan mobil dan tiket pesawat untuk ke bali sekarang." Perintah Maria pada Jack yang berada di sebrang panggilan.
"Bukan ke Jakarta?" Tanya Rubian bingung.
"Buat apa ke Jakarta? Istrimu di Bali, bukan di Jakarta. Selesaikan masalahmu sekarang. Jangan membuat hidupmu semakin rumit." Ucap Maria.
Rubian memilih diam. Dia menurut saja apa kata Maria, membiarkan wanita itu berfikir bahwa dirinya termenung karena permasalahan dirinya dengan Bella.
.
.
.
"Jack, Kamu sudah menghubunginya?" Tanya Maria ketika mereka baru saja mendarat di Bali.
"Sudah Boss, seharusnya Dia sudah menunggu di tempat yang dijanjikan." Jawab Jack sambil mengikuti langkah Maria.
Selain memulangkan Rubian, Maria memang punya agenda tersendiri di Bali. Dia hendak menemui pemilik perusahaan obat yang sedang naik daun di Indonesia.
Perusahaan itu selain mengimpor obat dan alat medis, mereka juga hendak memproduksi obat sendiri, karena itulah orang itu membutuhkan suplay obat terlarang.
"Bian, telfon istrimu. Suruh Dia jemput." Ucap Maria pada Rubian.
"Bukannya Aku ikut Kamu ke hotel?" Tanya Rubian bingung.
"Ngapain? Udahlah sana perbaiki hubunganmu dengannya." Ucap Maria dengan gestur mengusir.
"Kamu mau kemana?" Tanya Rubian untuk mendapatkan informasi.
"Aku mau ada urusan."
"Di Bali kan?"
"Iya, Aku akan menghubungimu lagi sebelum pulang."
"Hmm.. Baiklah."
.
.
.
Rubian tidak butuh waktu lama untuk menunggu Arabella, karena setelah Rubian menelfon istrinya itu langsung bergegas menjemputnya.
Bella memeluk Rubi erat.
"Apakah Kamu baik baik saja?" Tanya Bella sambil merenggangkan pelukannya dan meneliti tubuh istrinya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Aku baik baik saja." Jawab Rubi, lalu tersenyum tipis. Dia merasa senang karena Bella terlihat sangat mengkhawatirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE PARTNER
عشوائيArabella Knov adalah wanita dewasa yg sudah lelah dengan perjodohan yang diatur oleh orangtuanya memutuskan untuk berbohong dan mengatakan bahwa dia tidak tertarik pada pria. Namun ternyata keputusannya tersebut salah. Orangtuanya Justru mengatur pe...