06. RESTU?

13.9K 1.2K 15
                                    

Udah vote?
Yuk, vote sebelum baca.

Chapter ini adalah bagian yang sudah direvisi.

HAPPY READING.

***

Dua minggu setelah pertengkaran hebat antara Akmal dan Billy, Helsa sama sekali tidak menunjukkan wajahnya pada Akmal. Pembicaraan mengenai masa lalu Akmall dan Sheren membuatnya bingung harus apa.

Helsa ingin bertanya, namun enggan sakit hati.

Sekarang dia menjaga jarak dari Akmal, dia tidak keluar kelas sama sekali. Masih terlalu banyak yang disembunyikan oleh Akmal.

Selama dua minggu ini Akmal terus mendatangi rumah Helsa, meminta maaf pada kekasihnya, namun kebungkaman yang dia dapati.

"Sa, dicariin sama Akmal. Temuin dia, jangan kayak gini," ujar Citra penuh ibah.

Helsa menggeleng keras, "nggak Cit."

Belum sempat Citra membalasnya, mereka dikagetkan dengan Akmal yang datang dan duduk tepat pada kursi milik Ranaya yang sekarang sedang asyik jajan diluar.

"Citra, gue mau ngomong sama Helsa," kata Akmal seolah meminta Citra untuk meninggalkan keduanya.

Citra paham, dan segera beranjak dari sana. Ruang kelas itu tampak sepi, hanya ada beberapa murid disana. Sahabat-sahabat Helsa sedang asyik makan di kantin.

Helsa tak membuka suara sedikitpun, pandangannya lurus ke depan. Akmal mendesah berat, dia tahu Helsa marah padanya. Sudah dua minggu juga mereka tidak pulang bersama.

"Sa, jangan kayak gini terus," tegur Akmal.

Posisi duduknya menghadap Helsa yang berada di dekat tembok. Gadis itu masih diam.

"Aku minta maaf," ucap Akmal tulus.

"Aku nggak tahu mau ngomong apa, aku bingung, Al." Helsa mulai membuka suaranya, "disisi lain aku pengen tahu tapi disisi lain aku takut jawabannya buat aku sakit."

"Sa, aku nggak ada apa-apa sama Sheren. Dulu memang aku pernah dekatin dia, kamu tahu banget saat pertama kali aku mau dekatin kamu, rumor menyebar kalau aku pacaran sama dia. Aku deketin Sheren karena aku tahu Billy suka sama dia, aku hanya mau manas-manasin si brengsek itu, " kata Akmal.

Akmal mendengus pelan, "Billy mau hancurin aku makanya dia ngomong seperti itu sama kamu, karena dia tahu kelemahan aku ada di kamu."

"Terlalu banyak yang kamu sembunyiin dari aku," pungkas Helsa, "dua tahun."

"Nggak ada yang aku sembunyiin selama itu, Sa. Percaya sama aku," pinta Akmal dengan mata memohon.

"Kita break dulu."

Akmal mendelik tidak percaya, selama berpacaran belum ada kata itu dalam hubungan mereka.

"Nggak! Aku nggak mau," sebut Akmal, "kamu mau pergi dari aku? Nggak bisa!"

"Aku mau tenangin pikiran, aku mau bareng teman-teman aku," timpal Helsa dengan kesal.

"AKU BILANG NGGAK, YA NGGAK BOLEH!" Suaranya meninggi, mengejutkan murid didalam kelas itu. Akmal mencengkram lengan Helsa, membuat gadis itu meringis kesakitan.

AKMAL HELSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang