20. BANTUAN RANIA

10.2K 820 22
                                    

Udah vote?
Yuk, vote sebelum baca.

Chapter ini adalah bagian yang sudah direvisi.

HAPPY READING!

****

Rania dan Deolora berjalan sepanjang lorong kelas dua belas. Tujuannya adalah kelasnya Akmal. Sejak pagi tadi, Akmal tidak nampak di parkiran. Rania pikir dia harus mengunjungi kelas lelaki yang benar-benar sudah memikatnya. Oh ralat, laki-laki pujaan sepupu sialannya itu.

Sesampainya di sana, Reno dan teman-temannya tampak sedang duduk di sudut kelas, seperti sedang serius membahas sesuatu.Kedua gadis itu langsung masuk ke kelas tersebut.

"Lagi apa, sih? Serius banget," sebut Rania, "kok calon pacar gue nggak kelihatan? Akmal sakit, ya?" 

"Lo nggak tahu atau lagi pura-pura nggak tahu untuk menutupi luka?" David terkekeh.

Wajah Rania menjadi kesal, "maksud lo apa, Dav?"

"Iya, maksud lo apa?" sambung Deolora. Mereka tidak mengerti apa yang dimaksud David.

"Akmal bawa kabur ceweknya," sambung Reno, "dia juga dibantu temannya." 

"Sial banget tuh cewek," pungkas Rania kesal. 

"Namanya juga cinta. Emangnya elu," celetuk Dimas. 

"Kriminal juga si Akmal," lanjut Deolora. 

Rania langsung keluar begitu saja dari kelas. Ini kabar mengejutkan baginya, seorang Akmal nekat membawa kabur kekasihnya. Rania cemburu, Rania marah. 

Gadis tersebut mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Reno dan lainnya melihat kepergian gadis itu, wajahnya tampak kesal. "Menurut kalian Akmal sama ceweknya kemana?" tanya Reno.

"Yang pastinya jauh," jawab David.

"Cantik sih ceweknya, baik juga," puji Dimas yang diberi anggukan dari lainnya. Mereka mungkin belum pernah bertemu Helsa, namun Akmal pernah menunjukan fotonya dan sering menceritakan Helsa. 

Kabar hilangnya Akmal dan Helsa sudah tersebar sampai SMA Diaksa. Karena Galu, bendahara Osis SMA Harapan adalah sepupu David. Galu juga pernah bertanya tentang Akmal, dan ternyata David berteman baik dengan laki-laki itu.

Sampai saat ini, belum ada kabar tentang mereka. Bahkan ponsel Akmal tidak aktif, susah untuk melacak keberadaan mereka. Sedangkan Helsa, ponsel milik gadis itu memang sudah diangkat Mamanya sejak malam itu.

***

Tante Dila mengacak rambutnya frustasi. Bukan ini yang dia mau, bukan seperti ini caranya. Akmal sudah salah. Tepat jam sebelas siang, dia dihubungi pihak sekolah SMA Harapan. Dan esok nanti dia dipanggil ke sekolah itu. 

"Akmal, kamu kemana nak?!" 

"Kenapa Dil?!" tanya Dirga, lelaki yang kemarin malam datang di rumah Helsa.

"Lo tau nggak, Dir?" 

"Gak tahu lah, lo aja belum ngomong," balas Mas Dirga.

 Dila berdecak kesal. "Makanya dengar dulu. Kebiasaan."

"Akmal bawa kabur Helsa," bisik tante Dila.

"APA? NEKAT JUGA KEPONAKAN LO," suara lantang Dirga membuat beberapa orang di kantin kantor melihat pada keduanya.

"Mulut lo," kecam tante Dilah.

"Terus dibawa kemana anak orang? Tapi, gak apa-apa sih. Biar tahu rasanya mamanya Helsa. Sok iye banget ngatain Akmal berandal,"  ucap Dirga dengan kesal, dia mengingat bagaimana setiap perkataan Renata  kepada Akmal malam itu.

AKMAL HELSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang