31. AKMAL DAN ARDITO

12K 679 69
                                    


Udah vote?
Yuk, vote sebelum baca.

Udah vote?Yuk, vote sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING

🌙

Akmal melintasi koridor kelas sebelas. Langkahnya cukup pelan, dengan kedua tangan yang dimasukan ke saku celana abunya. Pemuda itu berhenti di antara para gadis yang sedang menceritakan malam sweet seventeen Rania. Bagaimana tidak, namanya diseret juga. 

"Kalian mau lihat nggak calon istri gue?" 

Mereka tersentak, suara Akmal menghentikan aktivitas mereka. 

"Bukannya kakak pacarnya Rania? Oh, atau udah jadi calon suaminya?" Satu diantaranya menanggapi, dia sedikit tertarik dengan pertanyaan pemuda itu. 

Pemuda tersebut mengeluarkan ponsel  dari saku kemeja sekolah, lalu menampilkan wallpapernya. Foto itu, menggambarkan Akmal yang sedang berbaring diatas sofa dan Helsa yang berbaring di atas tubuhnya. 

Mereka menatap Akmal yang tersenyum sinis,"cantik banget," lirih salah satu dari mereka.

"Ini serius, kak? Terus, kenapa dengan malam itu? Kok Rania bilang ke semua orang kalau kakak pacarnya?" 

Akmal terkekeh, melihat raut wajah adik-adik kelasnya yang tampak tidak percaya dengan keadaan malam itu.

"Salah satu usaha menghancurkan hubungan orang," ucap Akmal, lalu berbisik kembali. "Kalian tahu kan, apa pekerjaan jalang?" 

Dia  tidak menunggu jawaban dari para gadis itu, dan langsung melanjutkan jalannya menuju kantin. Gadis-gadis itu tidak menyangkah bahwa Akmal akan berbicara hal semacam ini. 

"Gila, si Rania," gumam salah satu dari mereka. "Terobsesi sampai segitunya." 

*** 

Helsa memasukan novel yang dibacanya tadi ke totebag-nya. Beberapa saat setelah perbincangannya bersama Dito, bell berbunyi tanda jam sekolah sudah selesai. Ranaya dan  lainnya  sudah pulang terlebih dahulu.

"Sa, pulang bareng gue."

Suara berat itu mengalihkan perhatiannya ke ambang pintu kelas. Disana, sudah ada Dito yang tersenyum padanya. Helsa tidak nyaman seperti ini. Dia selalu merasa mengkhianati Akmal. 

"Gue pulangnya pakai taxi aja," ditolaknya secara halus. 

"Diluar mendung, Sa. Bentar lagi hujan. Jangan seperti waktu itu," ujar Dito mengingati gadis 

AKMAL HELSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang