43. SELESAI

27.8K 1.3K 201
                                    


Selamat hari jadi ketiga tahun
Akmal Helsa dan selamat berpisah.”

***

Udah vote?
Yuk, vote sebelum baca.

Ini adalah ending dari kisah Akmal danHelsa.

HAPPY READING!

***

Dari banyaknya manusia di bumi, kenapa harus Bella? Helsa begitu terpukul dengan semua pengakuan sahabatnya. Dia tidak habis pikir dengan semua kenyataan ini, Bella justru menyimpan perasaan untuk Akmal jauh sebelum dia dan Akmal menjalin asmara.

Suasana rumah yang tadinya begitu riuh, mendadak hening. Pengakuan Arjun yang mengatakan bahwa dia menyukai Bella membuat suasana makin canggung. Akmal pun tidak menyangkah bahwa Arjun menaruh perasaan lebih pada Bella. Pantas saja laki-laki itu lebih dominan pada Bella, apa-apa harus Bella.

"Sa, gue antar pulang ya?"

"Enggak usah, Jun. Gue nanti dijemput," pungkas Helsa.

"Dijemput siapa? Aku yang antar kamu pulang," sambung Akmal. "Kita pulang bareng."

Helsa tertawa miris. "Aku dijemput orang yang bisa hargai aku, bahkan selalu ada saat aku butuh kamu."

Akmal berdiri menghampiri Helsa, matanya tersirat penyesalan yang luar biasa. Pemuda itu duduk bersimpuh dihadapan kekasihnya, Akmal menatap dalam manik mata Helsa.

"Mau sampai kapan kita kayak gini, Sa? Aku capek! Aku rindu kita yang dulu, yang apa-apa harus bareng. Aku gak bisa jauh dari kamu, aku gak bisa tanpa kamu."

"Jangan kayak gini, Sa!" ucap Akmal lagi.

"Yang kayak gini gimana, Al? Kamu yang buat semuanya berantakkan. Kamu buat seolah aku yang salah disini, aku yang capek!"

Akmal menunduk dicela paha Helsa, menangis sejadi-jadinya disana.

"Pulang ke aku lagi. Kita perbaiki semuanya, gak akan ada lagi orang lain. Hanya kita, Sa. Aku gak mau kamu pergi. Aku minta maaf. Maaf untuk semua kebodohan aku, maaf untuk aku yang gak ada saat-saat kamu sulit."

Mendengar perkataan Akmal yang meminta maaf pada kekasihnya membuat Rania muak, perempuan bersurai pendek itu lantas pergi meninggalkan rumah Bella, sepupunya.
Tidak dengan Arjun dan Bella yang masih setia duduk disana, mendengar setiap percakapan Akmal dan Helsa. Bella hanya menatap kesal pada pasangan bucin itu, kenapa harus dirumahnya?

Helsa sedikit memberontak, namun Akmal tetap saja dalam posisi seperti itu. Dia memeluk erat pinggang Helsa, tidak ingin kekasihnya pergi. Terlalu sulit untuk Akmal jika harus menjalani harinya tanpa Helsa. Perempuan itu berpengaruh besar di kehidupannya.

"Lepasin aku, Al! Aku gak bisa gerak," pinta Helsa.

"Gak mau! Aku gak mau lepasin, kamu cuma punya aku." Tangisnya makin meradang, Akmal cengeng banget kayak bocah minta jajan.

PIP!!!

Suara kelakson mobil dari luar gerbang rumah Bella mengalihkan pandangan mereka semua, kecuali Akmal yang masih menangis pada ceruk paha kekasihnya.

AKMAL HELSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang