Udah vote?
Yuk, vote sebelum baca.Chapter ini adalah bagian yang sudah direvisi.
HAPPY READING!
****
Semenjak hari kemarin saat Helsa kehujanan di jalan, Akmal tidak pernah absen untuk pergi dan pulang bersama pacarnya, meskipun jam pulang dua sekolah itu sedikit berbeda, tidak pernah cowok itu melewati tugasnya.
SMA Diaksa masih sepi, beberapa murid baru berdatangan. Parkiran sekolah pun sama sepinya seperti hati author. Saat hendak keluar dari sana, tangan halus mencekal pergelangan tangannya. Akmal tersentak saat mendapati Rania di belakangnya.
"Gue minta nomor ponsel lo," kata Rania dengan gaya angkuhnya.
"Mau ngapain?" sikap Akmal sangat dingin, dia tidak suka dengan perempuan agresif seperti Rania. Sejak malam pertemuan pertama mereka, Akmal selalu berjaga-jaga.
Rania tersenyum jenaka, "mau pacaran."
"Sinting." Akmal meninggalkan cewek itu sendirian disana.
Rania semakin penasaran, secinta apa Akmal pada pacarnya. Cowok itu adalah yang pertama berani menolak Rania. Apa mungkin Rania bisa membuat Akmal jatuh padanya? Rania bukan cewek yang gampang menyerah, jika dia sudah mengincar, makan itu akan menjadi miliknya.
"Hari ini lo nolak gue, kita lihat kedepanya nanti," lirihnya.
***
Helsa dibuat terkejut dengan kedatangan Billy di sekolah, pria itu datang bersama dua temannya. Suasana lapangan volly tampak ramai dengan kedatangan mereka. Arjun, Ando, dan Kevin turut berada disana.
"Ngapain kesini?" tanya Arjun.
"Ada yang mau gue sampaiin ke Helsa," jawab Billy memandang lekat Helsa.
Helsa menghampirinya, "ada apa?"
"Gue cuma mau bilang sama lo untuk hati-hati dengan orang disekeliling lo, termasuk pacar lo sendiri. Ada masalah besar yang akan terjadi sebentar lagi, kuatin mental lo," peringat Billy.
"Sok tahu." Arjun berdecih, "kalau pun Helsa punya masalah itu udah pasti karena lo."
Billy menyeringai kecil, "udah siap jadi tameng untuk Helsa?" tanyanya pada Arjun.
Helsa dan yang lainnya semakin dibuat bingung dengan percakapan keduanya, Arjun menahan amarahnya untuk tidak memukul cowok bajingan dihadapannya. Billy selalu membuat masalah, apalagi dengan Akmal.
"Jun, nggak usah diladeni," tegur Bella.
"Kemarin kayaknya gue lihat lo, nama lo siapa?" tanya Billy pada Bella. Bella tidak menggubris pertanyaan itu.
"Nggak masalah kalau lo nggak jawab, lagian nggak penting juga kenalan sama anak SMA Harapan," ujar Billy.
"Helsa, ingat baik-baik omongan gue." Billy berlalu meninggalkan mereka, keluar dari sekolahn itu melalui gerbang samping.
"Itu cowok kenapa dah cari masalah terus," sinis Diandra.
"Mana gue tahu, coba tanya sendiri sama orangnya," sambar Ranaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKMAL HELSA
Teen Fiction"Aku selalu pengen punya keluarga yang sempurna." Akmal dan Helsa sudah menjalin asmara selama tiga tahun. Memasuki tahun terakhir di sekolah, Akmal resmi dikeluarkan dari SMA Harapan. Di SMA Diaksa, Akmal melanjutkan satu tahun terakhir di masa put...