09. KEMBALINYA MASA LALU

13.2K 1.1K 24
                                    

Udah vote?

Yuk, vote sebelum baca.

Chapter ini adalah bagian yang sudah direvisi.

***

Hari senin adalah hari malas-malasan bagi kebanyakan orang. Salah satunya adalah Helsa. Hari ini juga ia harus terlambat masuk sekolah dikarenakan pacarnya yang menjemput terlambat. Tidak mengikuti apel bendera, dan sebagai imbasnya tidak mengikuti jam pertama pelajaran.

Helsa harus kemana jika seperti ini? Oh jelas saja ia harus ke perpustakaan, untuk apa berkeliaran di halaman sekolah disaat jam pelajaran seperti ini. Apalagi guru piket hari ini adalah pak Darwin.

Perpustakaan sangat sepi, hanya ada salah satu staffnya yang sedang berjaga. Gadis itu berjalan menyusuri setiap baris rak buku yang menjulang tinggi, mencari novel yang bagus untuk dibaca. Helsa memang suka membaca novel.

Satu novel bergenre fantasi sudah ada ditangannya, Helsa mengambil tempat dekat sudut perpustakaan. Gadis itu tampak sekali larut dalam bacaannya, sampai sebuah tangan menyodorkan coklat diatas lembaran novel.

Dia cukup terkejut mendapati siapa pemilik coklat tersebut. Jantung Helsa berdetak cepat, atmosfer sekitarnya berubah sekitarnya.

"Sa, lo cuma halu," ujarnya pada diri sendiri lalu segera membaca novelnya.

Tidak. Coklat itu masih terus ada di depan wajahnya, sekali lagi Helsa mendongak dan lihat bagaimana cowok itu tersenyum padanya.

"Lo nggak lagi halu, Helsa," ucap cowok itu.

"Dito," lirihnya terbata. Helsa menelan salivanya gugup, perasaannya kacau.

Ardito, mantan kekasihnya. Helsa tidak pernah berpikir bahwa mereka akan dipertemukan lagi. Ia bahkan sudah tidak mengingatnya lagi, meskipun Dito adalah pacar pertamanya.

"Lo apa kabar, Sa?" tanya Dito sok akrab.

"Gue baik, Dit," jawab Helsa canggung. Ia memperhatikkan seragam sekolah yang dikenakan cowok itu, "sejak kapan lo pindah kesini?"

"Sebulan. Dan selama itu juga gue hanya memperhatikkan lo dari kejauhan," jawab Dito.

"Lo udah ketemu Bella?"

Dito menggeleng, artinya belum bertemu dengan gadis itu juga.

Helsa canggung dengan kehadiran cowok berdarah Ambon itu, belum lagi tatapan teduhnya masih sama seperti dulu. Kenangan masalalu kembali menyeruak dimana Dito meninggalkanya tanpa kabar. Rumornya, Dito pindah ke Bali karena ayahnya yang dipindah tugaskan kesana. Dan sekarang, semesta seolah mempermainkannya, cowok itu kembali.

"Apa lo masih sama kayak dulu?" tanya Dito tiba-tiba.

"Maksud lo apa?"

"Masih suka coklat, suka mawar putih, dan lagu-lagu Last Child." Bahkan Dito masih mengingat beberapa hal yang menjadi favoritenya.

"Apa maksud lo pindah ke sekolah ini, Dit?" tanya Helsa.

"Gue mau kita kayak dulu," jawab cowok itu.

"Sinting!" Helsa beranjak dari sana, meninggalkan Dito sendiri.

Apa ia berpikir bahwa Helsa mau kembali? Oh tentu saja tidak, dalam kamusnya tidak ada istilah balikan sama mantan.

Benar-benar keterlaluan, setelah mencampakkannya begitu saja, ia kembali seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

***

"Nungguin siapa lagi?" tanya Akmal.

Cowok itu duduk diatas motor sembari memegang helmnya, sedangkan pacar kesayangannya duduk di halte sekolah. Sudah lima belas menit keduanya duduk di depan sekolah, dengan Helsa yang tidak mau menjawab pertanyaannya.

AKMAL HELSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang