40. MAAF (LAGI)

16.2K 935 71
                                    

Udah vote?
Yuk, vote sebelum baca.

Udah vote?Yuk, vote sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading

***

"Kenapa sih lo kuat banget? Kali ini aja bantu gue," ujar Helsa, bicara pada janin yang ada di rahimnya.

Sudah puluhan cara Helsa lakukan untuk menggugurkan janin itu, namun semuanya gagal. Usia kandungannya sudah memasuki bulan keempat, perutnya sudah besar.

Helsa berusaha menutupi kehamilannya, dengan dibantu Ranaya. Soal kehamilannya, hanya Ranaya yang mengetahuinya. Sedangkan Diandra, Bella, Keke, dan Citra, tidak mengetahui apapun.

"Gue salah karena mau lenyapin lo, tapi ini semua karena laki-laki brengsek itu," curhatnya lagi.

Malam semakin larut, Helsa belum bisa tertidur karena merasa kurang nyaman.

"Ma, apa Mama bisa terima kenyataan ini kalau seandainya Helsa jujur? Helsa takut Mama sakit, Helsa cuma punya Mama," lirihnya.

Hubungannya bersama Akmal sudah selesai. Pemuda itu bahkan sering tampil beberapa kali di hadapan Helsa bersama Rania.

Helsa kembali menangis, mengingat bagaimana dengan manis Akmal memperlakukan Rania. Katakan Helsa cemburu, laki-laki yang selalu mengatakan cinta padanya sudah berpaling ke pelukan orang lain.

***

"Aku pulang, Sayang," pamit Rania.

Akmal hanya mengangguk singkat, sedikit ulasan senyum untuk mengantar Rania naik taxi.

Dia mendesah berat tatkala melihat taxi yang ditumpangi Rania berlalu meninggalkan halaman rumahnya. Akmal segera masuk ke rumah, hari ini dia ingin sendiri dulu.

Namun baru hendak mengunci pintu, perempuan dengan dress putih muncul di hadapannya. Akmal tertegun melihat kedatangan Helsa.

"Ngapain lo kesini?" ketusnya. "Masih nggak mau terima kenyataan kalau kita sudah selesai?"

Tanpa basa-basi Helsa masuk ke dalam, lalu duduk di sofa tanpa mempedulikan Akmal.

"Kangen banget sama rumah ini," ucap Helsa.

"Helsa, keluar dari rumah gue sekarang," perintah Akmal. Ia masih berdiri diambang pintu.

Tidak mempedulikan Akmal, gadis itu malah masuk ke kamar pemuda tersebut.

AKMAL HELSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang