🦋22. Membuka Hati

11K 1.4K 292
                                    

Biasakan vote sebelum baca!


"Agas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Agas." Panggilnya ketika memasuki kamar.

Ragas yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer pun melirik ke arah Langit lewat pantulan cermin di hadapannya.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, Gas." Ucap Langit mendekati Ragas.

"Mandi dulu sana."

Ragas mematikan hairdryer lalu menyimpannya ke tempat semula sebelum bangkit untuk merebahkan dirinya di atas ranjang. Meninggalkan Langit yang berdiri mematung di tempatnya yaitu berdiri di belakang kursi tempat dirinya duduk sebelumnya.

Langit menghela nafasnya ternyata dia lebih menyukai Ragas yang bawel dengan segala bacotannya ketimbang Ragas yang mendiaminya seperti sekarang. "Jangan tidur dulu sebelum gue selesai mandi ya?" Tanyanya.

"hmmm..." Langit mengambil handuk yang berada di dalam lemari dan membawanya ke kamar mandi setelah mendengar Ragas bergumam sebagai jawaban.

Beberapa belas menit kemudian, Langit keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan jauh lebih segar dari yang sebelumnya. Dia mengira Ragas akan mengingkari ucapannya dan memilih untuk tidur lebih dahulu tanpa menungguinya.

Tapi perkiraannya salah walaupun Ragas menidurkan tubuhnya menyamping dan membelakanginya tetapi dia tidak tertidur melainkan memainkan ponselnya. Melihat kesempatan itu Langit buru-buru mengeringkan rambutnya dan membaringkan tubuhnya di samping Ragas setelah rambutnya kering.

"Lo marah sama gue?" Tanya Langit menatap punggung yang ada di hadapannya.

"Kenapa harus?" Jawab Ragas membalikkan pertanyaan.

"Karena lo pasangan gue sekarang! Semua yang lo denger tadi siang enggak sepenuhnya bener, Gas." Balas Langit dengan nada bicara teramat halus.

Ragas mematikan ponselnya lalu menyimpannya dia atas nakas setelah Langit menyelesaikan perkataannya. Dia membalikkan badannya sehingga berhadapan dengan Langit.

"Status boleh aja gue seorang 'istri', tapi masalah hati? Gue belum tau siapa pemilik hati lo, Lang. Lagi pula apa pentingnya status kalo tanpa di dasari sebuah perasaan?" Jawab Ragas.

"Walaupun perasaan cinta belum tumbuh di antara kita berdua. Tapi gue akan terus berusaha nerima lo dalam hidup gue, Gas. Gue enggak ada niatan nikah untuk kedua atau ketiga kalianya karena pernikahan bagi gue cukup sekali seumur hidup."

Ragas hanya diam ketika pria itu meraih tangannya dan menggenggamnya lalu menyatukan jemarinya mereka berdua.

"Gue rasa udah saatnya kita untuk membuka hati satu sama lain, Gas. Kita harus terima sama takdir kita yang sekarang." Lanjutnya.

You Never Know - [Mpreg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang