🦋26. Dia Bukan Aku

9.3K 1K 320
                                    

Biasakan vote sebelum baca!


Karena hari sudah mulai gelap ketika mereka selesai mendirikan tenda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena hari sudah mulai gelap ketika mereka selesai mendirikan tenda. Jadilah pihak panitia menyuruh mereka beristirahat setelah makan malam dan seluruh kegiatan akan di lanjutkan lagi pada hari esok.

Walaupun sebagian besar siswa malah membangkang dengan membuat api unggun dan duduk melingkarinya. Duduk bersantai dengan petikkan senar gitar yang mengalun indah diiringi sebuah nyanyian dari siswa lain yang mengetahui lagu tersebut.

 Duduk bersantai dengan petikkan senar gitar yang mengalun indah diiringi sebuah nyanyian dari siswa lain yang mengetahui lagu tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti saat ini, di dalam tendanya yang terbuka Ragas menikmati persembahan gratis dari teman-temannya seorang diri. Karena keempat sahabatnya yang lain memilih mendirikan tenda masing-masing dengan pormasi Arthur-Andres, Zerry-Bastian dan dia bersama Langit tentu saja.

Alasan kenapa dia sendiripun karena ia enggan bergabung terlalu lelah sehabis menaiki setiap anak tangga tadi sore. Lagipula api unggun yang di buat tidak terlalu besar itu pun tidak cukup untuk melawan suhu malam di tengah hutan yang semakin malam semakin menusuk tulang.

Maka dari itu Ragas memilih berdiam diri dan menunggu seseorang membawakan pesanannya. Tak berselang lama seseorang itu datang menampakkan wajah rupawannya seraya membawa dua cangkir mug dengan uap panas masih mengepul di atasnya.

"Sorry lama di dapur umumnya ngantri banget pada buat kopi." Langit memberikan cangkir berisikan coklat panas kepada Ragas lalu mendudukan dirinya di samping pria itu.

"Santai aja kali, btw thanks ya atas pesanannya." Ragas mengangkat sedikit cangkirnya lalu menyecap coklat panasnya sedikit demi sedikit karena masih panas.

"Heummm... Pegangin dulu bentar, Gas."

Ragas menerimanya dengan kening mengkerut ketika Langit memberikan cangkir berisisan susu rasa vanillanya kepada dirinya. Ragas menatap bingung ke arah Langit ketika lelaki itu mengubek isi salah satu ransel yang mereka bawa.

"Nyari apaan sih, Lang?" Tanyanya. Setelahnya ia ber-oh-ria ketika sudah mengetahui apa yang Langit cari.

"Ah! Ketemu." Langit kembali duduk di samping Ragas dengan dua pasang kaos kaki yang ia bawa.

You Never Know - [Mpreg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang