Biasakan vote sebelum baca!
Makan malam bersama keluarga adalah penutup untuk Langit sebelum masuk kedalam kamar bersama Ragas. Waktunya mengistirahatkan tubuh lelahnya setelah duduk berjam-jam sampai membuat pantatnya panas dan pegal saking lamanya perjalanan.
"Gue cuci muka dulu bentar." Ucap Ragas sedetik setelah mereka berada di dalam kamar. Tanpa menunggu jawaban dari Langit, Ragas langsung melesat ke arah kamar mandi.
Langit menggidikkan bahunya acuh, memilih menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, merebahkan tubuh lelahnya di sana. Sambil menunggui Ragas selesai, Langit mencari posisi ternyaman untuk tidur.
Ternyata dua malam meninggalkan kamarnya dengan Ragas cukup membuatnya rindu. Rindu akan kenyaman dan hangatnya ruangan dengan aroma lavender yang mengisi setiap sudut ruangan ini.
Terkadang Langit bertanya-tanya hal apa yang membuatnya begitu mudah beradaptasi tinggal dikediaman Ragas. Karena dia bukanlah type seseorang yang dengan gampangnya beradaptasi dengan lingkungan baru.
Apalagi dengan kurun waktu yang sebegitu singkatnya yakni kurang dari empat bulan. Langit sudah begitu nyaman tinggal didalamnya seperti ia tinggal di rumahnya sendiri.
Mungkin alasan terbesarnya cepat menyesuaikan diri adalah kehadiran Ragas disisinya. Karena tanpa adanya anak itu, Langit akan kesusahan berinteraksi, terlebih anggota keluarga Ragas masih begitu asing di hidupnya.
Selain itu, dirinya juga tidak mempunya alasan untuk tidak betah tinggal di rumah Ragas. Karena selama ia tinggal di sana, semuanya memperlakukan Langit dengan sangat baik.
Walau tidak bisa dipungkiri terkadang perselisihan antara dirinya, Ayah mertuanya dan Bagas kerap terjadi. Karena perbedaan pendapat atau isi pemikiran mereka sedang tidak sejalan. Tapi, hal tersebut masih dikategorikan sesuatu yang wajar dan dapat dimaklumi.
Lembab dari handuk kecil yang baru saja mendarat tepat di wajahnya membuat Langit sedikit tersentak dari lamunannya. Langit mengambil handuk itu lalu melemparnya asal ke sembarang arah.
"Ngelamun aja. Ngelamunin apa sih? Kesambet sama siluman maung aja, langsung teriak-teriak minta telor mentah." Ujar Ragas merangkak mendekati Langit dan menidurkan dirinya tepat di samping pemuda itu.
Sejenak Langit terpaku pada wajah Ragas yang berada di hadapannya. Tanpa ada perintah kilasan beberapa jam yang lalu terputar di otaknya. Ketika Ragas mengakui mulai nyaman dengan kehadirannya, membuatnya tidak bisa tidak menarik setiap sudut bibirnya.
"Nggak ngelamun gue, cuma gue lagi mikir aja. Ternyata waktu bergulir cepet banget ya? Gak kerasa aja gitu, udah hampir empat bulan gue tinggal di sini sebagai suami lo."
"Artinya lo masih nikmatin hidup lo. Walaupun dengan status yang berbeda dengan tanggung jawab yang berbeda pula." Sahut Ragas.
"Iya, saking nikmatnya gue hidup sama lo sampe gue lupa pulang ke rumah gue sendiri. Tiga bulan lebih loh gue gak balik atau jengukin orang rumah. Terakhir kali gue ketemu mereka juga pas dinner bareng."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know - [Mpreg]
Novela JuvenilM-Preg Story BxB Homo Theme ________________________________________ Ragas Arkatama Madhiaz adalah seorang siswa kelas 11 di SMA Garuda yang kehidupannya harus terjungkir balik 180° karena sebuah kesalahan semalam yang di lakukan oleh temannya send...