🦋18. Baikan

13.3K 1.2K 294
                                    

Biasakan vote sebelum baca!


Hanya satu hari mereka berdua menetap di Villa karena keesokan harinya Ragas meminta untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya satu hari mereka berdua menetap di Villa karena keesokan harinya Ragas meminta untuk pulang. Langit hanya bisa menuruti permintaan Ragas karena tidak mau membuat suasana hatinya semakin buruk.

Cukup sudah Ragas mendiaminya seharian dan mengurung dirinya di kamar. Ragas selalu menghindarinya membuat dia merasa tidak enak hati dan memutuskan pergi ke ruang tv memberikan ruang kepada sang 'istri' untuk sendiri.

Tetapi setelah malam tiba Langit memberanikan diri untuk masuk kedalam kamar. "Gas, gue izin tidur disini ya? bareng lo." Ucapnya kala membuka pintu kamar dan hanya di jawab gumaman saja.

Langit merebahkan dirinya di samping Ragas yang tertidur membelakanginya. Seharusnya dia tidak bercanda seperti itu mengingat mood orang yang sedang mengandung itu sangat sensitif.

"Udahan marahannya ya? Gue minta maaf soal yang tadi siang."

Walaupun Ragas hanya diam tidak mengeluarkan sepatah katapun tetapi Langit tahu dia belum tertidur. Dia berinisiatif merengkuh tubuh yang lebih kecil, kedua tangannya melingkari pinggang tersebut dengan kepala berada diantara celuk leher sang submissive.

"Gue mau pulang."

"Besok kita pulang asalkan lo mau maafin gue."

Langit membalikkan tubuh tersebut agar menghadapnya. "Jangan di tekuk gitu dong mukanya entar manisnya ilang loh."

Kedua telapak tangannya membingkai wajah sang submissive memainkan pipinya yang lebih berisi. "Apaan sih lo!" Di tepisnya tangan itu.

"Maafin ya? Masa pengantin baru udah ribut? Harusnya kita tuh lagi romantis-romantisan bukan diem-diem kek tadi."

"Najis banget gue harus romantisn sama lo.! Lagipula mood gue ancur gara-gara lo juga ya!" Balas Ragas menatap tidak suka kepada lelaki yang berada di hadapannya.

"Maaf atuh, Aa Langit kan cuma becanda doang."

"Sumpah ya! Makin lama bahasa lo makin cringe tau enggak?" Ragas bergidik geli ketika Langit memanggil dirinya dengan sebutan Aa.

"Heheheee.... Maafin ya?" Untuk kesekian kalinya Langit meminta maaf.

"Heumm..." Ragas mengangguk meng'iya'kan.

"Serius?"

"Iya."

Mata yang semula menatap dirinya sangat lusu seketika berganti menjadi binar bahagia dari kedua sorot mata tersebut ketika dirinya memaafkan Langit. Seulas senyum terlukis indah menghiasi bibirnya ketika Langit memeluk tubuhnya.

Langit melonggarkan pelukannya, mendaratkan satu buah kecupan pada kening Ragas. "Lega banget gue, gue terus mikirin lo tau enggak?"

"Masa? Tapi gue enggak peduli tuh." Jawab Ragas acuh.

You Never Know - [Mpreg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang