Langit beserta keluarganya sudah berada di rumah sakit lebih tepatnya berada di dalam kamar yang Ragas tempati. Kedua belah pihak keluarga sedang membicarakan langkah seperti apa yang akan di ambil untuk masalah ini.
Kedua orang tua Langit terutama Ardo sekarang sudah mempercayai bahwa Ragas benar-benar sedang mengandung. Sebelumnya terjadi pertengkarang antara kedua belah pihak keluarga karena pihak keluarga Langit tidak mempercayai bahwa laki-laki bisa mengandung.
"Jangan kira saya bodoh ya! Mana mungkin seorang pria bisa hamil? Apa jangan-jangan kalian cuma mau memanfaatkan Langit karena dia terlahir dari seseorang yang kaya raya?" Ucap Ardo kala itu.
Langit yang sudah menyadari bahwa Arka mulai tersulut emosi akibat perkataan Papanya. Langit mengusulkan untuk tes ulang di hadapan semuanya agar semua jelas dan kedua orang tuanya percaya.
Dan kedua orang tua Langit baru percaya ketika layar komputer memperlihatkan dua calon janin yang terlihat masih kecil di dalamnya.
Langit, Ragas dan Letha berdiam diri karena canggung menyeliputi mereka semua terutama untuk Langit dan Ragas. Langit dan Letha memilih memisahkan diri dari perkumpulan orang tuanya dan memilih duduk di kursi yang berada di samping ranjang yang Ragas tempati..
"Ekhem... Gimana keadaan lo? Masih sakit?" Tanya Langit memecah keheningan diantara mereka bertiga.
"Masih ngilu sih kalo gerak, tapi enggak kerasa sakit sama kalo sekarang."
"Syukur deh kalo gitu, lo udah makan? Kalo belum lo mau makan apa? Biar gue cariin."
"Enggak usah, gue udah makan tadi di suapin sama bunda sekalian minum obat." Jawab Ragas.
"Pipi lo kenapa merah-merah gitu? Lo pake blush on?" Tanya Ragas baru menyadari kedua pipi Langit sangat merah dan terdapat luka yang sudah mengering di sudut bibirnya.
Letha berusaha menahan tawanya dengan susah payah karena pertanyaan yang Ragas lontarkan kepada kakaknya itu.
"Yakali gue pake begituan, Gas. Gue jadi sasaran kemarahan abang sama bokap gue kalo lo mau tau." Jawab Langit menunjukan wajah memelasnya.
"Ya itu sih resikonya, mana yang sakitnya coba gue liat." Ujar Ragas menjulurkan sebelah tangannya menyentuh sudut bibir Langit.
"Sshhhh... Perih, Gas."
"Ekhemmm... Masih ada gue by the way."
Letha berdehem agar menerima pengakuan keberadaannya dari kedua remaja tersebut. Ragas menjauhkan tangannya dan beralih menatap sosok yang sedari tadi duduk di dekat Langit.
"Oh iya, Gas. Ini Letha, adik gue yang dulu pernah gue ceritain." Ujar Langit mengenalkan Letha kepada Ragas.
"Salam kenal ya kak! Nama gue Letha Vitaliya Szandra adeknya bang Langit yang paling cantik." Sahut Letha mengulurkan tangannya mengajak Ragas untuk bersalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know - [Mpreg]
Dla nastolatkówM-Preg Story BxB Homo Theme ________________________________________ Ragas Arkatama Madhiaz adalah seorang siswa kelas 11 di SMA Garuda yang kehidupannya harus terjungkir balik 180° karena sebuah kesalahan semalam yang di lakukan oleh temannya send...