🦋13. Khilaf

16.7K 1.6K 417
                                    


Vote sebelum baca!


Tiga hari menginap di rumah sakit dan mengetahui fakta dirinya sedang hamil membuat Ragas menjadi sosok yang lebih pendiam dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari menginap di rumah sakit dan mengetahui fakta dirinya sedang hamil membuat Ragas menjadi sosok yang lebih pendiam dari biasanya.

Entahlah, terlalu banyak pemikiran-pemikiran buruk yang hinggap di kepalanya. Seperti sekarang dia sedang terbengong di kasurnya seraya menunggu orang tuanya menjemput dirinya.

"Gas?"

"Iya? Loh kenapa lo kesini?" Tanya Ragas ketika melihat siapa yang memanggilnya bukanlah salah satu dari orang tuanya melainkan Langit.

"Mau nganterin lo balik lah, orang tua lo tadi nelfon gue nyuruh gue buat jemput lo karena mereka ada urusan mendadak." Jawab Langit menghampiri Ragas dan duduk di tepi ranjang.

"Kenapa lo bengong terus? Mikirin apa, hmm?"

Jelas Langit menyadari perubahan sikap Ragas. Walaupun di hadapan keluarganya Ragas bersikap seperti biasa saja tapi Langit yakin Ragas menyimpan sesuatu di dalam pikirannya tetapi tidak berani mengutarakannya.

"Enggak, mikirin apaan coba?" Elak Ragas memalingkan kepalanya.

"Jangan terlalu di pikiran soal kehamilan lo, Gas. Lo harus inget, lo enggak boleh terlalu stres ataupun banyak pikiran."

Ragas menunduk memainkan jari jemarinya dengan suara sangat pelan Ragas mengutarakan ketakutannya kepada Langit.

"Gue takut, Lang. Gimana kalo orang-orang tau soal kondisi gue sekarang? Pasti mereka nganggap gue aneh. Belum lagi tentang komentar miring yang mereka lontarkan nanti ke gue kalo mereka sampe tau."

"Gue belum siap untuk semuanya, Lang. Gue selalu berusaha buat nyingkirin semua pemikiran itu, tapi gue enggak bisa, Lang." Lanjutnya.

Langit mendekati Ragas, lalu menariknya kedalam dekapannya. Kenapa bisa dia tidak merasakan beban yang di tanggung oleh Ragas? Langit sangat sadar berita soal kehamilannya pasti membuat Ragas sangat tertekan di tambah soal pernikahan mereka yang masih dalam proses.

"Ada gue, Lo enggak sendirian, kita hadapin semuanya bersama jangan lo pendem sendirian. Kesian sama anak yang ada di perut lo kalo sampe lo banyak pikiran." Bisik Langit mengusap lembut kepala Ragas yang berada di antara perpotongan lehernya. 

Untuk beberapa saat mereka berdua terdiam dengan posisi seperti itu sebelum Ragas menjauhkan dirinya dan mengajak Langit untuk segera pulang.

Untuk beberapa saat mereka berdua terdiam dengan posisi seperti itu sebelum Ragas menjauhkan dirinya dan mengajak Langit untuk segera pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You Never Know - [Mpreg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang