D

118 11 0
                                    

"Untung saja aku sabar, jika tidak sudah ku maki-maki mereka." Genggaman tangan Nari saling mengerat. Seungho bergidik melihat gadis yang setahun lebih tua darinya itu menahan amarah.

Setelah memindahkan tiga kali puluhan ember-ember wadah bunga. Mereka berdua harus kembali ke tempat acara karena si gadis yang akan bertunangan meminta mawar putih di ganti mawar pink. Hasilnya mereka harus bergegas mengepak dan kembali ke villa.

Ember terakhir telah di turunkan dari mobil pickup milik The Lily's florist. 15 ember berisi bunga mawar putih segar harus mereka muat lagi ke dalam pick up segera. Seungho dan Nari bahkan tak bisa memaki sekalipun ingin. Napas mereka ngos-ngosan.

Jauh dari lantai dua villa itu, Suga membaca dengan teliti nama brand pada body pick up putih itu. Keyakinannya makin bulat saat melihat gadis berambut panjang hitam dengan tubuh ramping. Bahkan dia bisa mengenali pria muda yang mengekor kesana-kemari pada gadis itu. An Nari dan Yoo Seungho. Cerita istrinya mengenai teman Korea pertamanya membuatnya yakin dia tak salah.

"Ternyata kau disini Lily. Aku menemukan mu." Tanpa pikir panjang Suga turun menuju ruang makan. Tangannya ia simpan di saku celananya. Melangkah dengan binar lirih diwajahnya yang dia berusaha sembunyikan.

"Oppa, makanlah." Namira calon tunangannya menyodorkan nasi goreng kesukaannya. Matanya hanya menatap gadis itu sesaat. Padahal seluruh mata yang duduk memutari meja makan memperhatikannya.

Hoseok menyadari bahwa Hyung nya telah menemukan yang dia cari 5 bulan terakhir ini. Dia gugup dan canggung. Bukan apa, tapi jika sampai Suga membuat "keributan" seperti dulu maka kali ini akan lebih besar imbasnya.

Pria dengan wajah tak pernah sedih itu menemani Hyung-nya saat dia terpuruk. Dia adalah orang pertama yang tau jika Suga jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan gadis asal Amerika bermarga Pagett.

Pria itu pula yang pertama tau jika Suga menikahi diam-diam kekasihnya di Las Vegas 2 tahun lalu. Bahkan dia pula yang membantu pelaksanaan pernikahan ala cowboy itu.

Dia pulalah yang menemani seluruh keterpurukan saat istri Hyung-nya menceraikannya. Sepertinya terlalu jahat bagi seorang wanita jika dikatakan menceraikan suaminya. Nyatanya ternyata memang tidak demikian.

Hoseok terpaksa menyembunyikan seluruh cerita sesungguhnya dibalik derita Hyung-nya ditinggal istri. Gilanya lagi, dia juga yang pertama kali melihat mantan istri Hyung-nya hamil dan hari ini dia juga melihatnya bersama kakak kandung JiMin.

Nasibnya sungguh sial. Ternyata kesialan dia dapatkan ketika harus menjadi yang pertama dan ini sangat sulit baginya.

"SeokJin Hyung." Panggil Jungkook.

"Emm?"

"Stylish Noona bilang, sepatumu harus di ganti karena tak cocok untuk acara ini. Jadi stylish Noona sudah menyiapkan yang baru."

"Gumawo Jungkook-ah." Jungkook hanya tersenyum.

"So..kau sudah siap untuk pertunangan mu Hyung?" Sang leader bertanya. Suga hanya menganggukkan kepalanya dalam diam.

"Oppa, terima kasih kau mau bertunangan dengan ku." Senyum menghiasi wajah cantik Namira, tapi lagi-lagi Suga hanya tertunduk sambil mengangguk.

Hening....
Tak ada denting....
Mereka tau sesuatu yang genting....
Hingga mereka tak bergeming...

"Bunga di luar segar-segar. Pesan dimana?" Member lainnya menahan nafas begitu juga Hoseok. Peluhnya sudah menetes sebesar jagung.

"Ibu mu yang memesan. Tapi mereka hanya membawa warna putih. Makanya aku mengganti mawar putih jadi pink. Kesannya membosankan jika semua putih. Bahkan gaunku juga berwarna putih." Nada sedikit kecewa bisa Suga tangkap.

"Suruh yang punya datang, aku akan berterima kasih untuk kerja kerasnya. Beritahu juga semua yang mempersiapkan pesta ini. Aku akan berterima kasih secara pribadi."

"CIH! Berlebihan. Toh mereka sudah di bayar." Menyebalkan bagi Suga mendengar penolakan. Lirikan mautnya membuat Namira surut.

"Iya iya...gitu aja ngambek. Tatapan mu oppa, membuatku hampir mati membeku. Ough! Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada pria ini?" Namira menahan tawa melihat tingkah calon suaminya, sementara yang lainnya sudah sangat ketakutan.

"Ha..ha..ha..nasi goreng ini enak. Koki mu hebat Suga." SeokJin mencairkan suasana.

"Hmm, aku tau." Jawab enggan Suga.

"YAK! Kau ini, mengapa dingin sekali? Kau membuat kami canggung. Bergembiralah sedikit, hari ini adalah hari kalian berdua."

"Ani! Harinya, dia yang memaksa. Aku hanya menjalan kan perintah." Namira membanting sendok dari tangannya.

"Jika kau terpaksa, aku bisa membatalkannya!"

"Maka batalkan! Akan ku berikan kompensasi sepadan padamu nona."

"KAU!" Wajah Namira merah karena marah.

"INGAT KAU SENDIRI YANG MELAMAR KU TUAN IDOL!"

"Ohh, dan itu adalah perkataan anak TK. Ku pikir kau sudah belajar banyak di luar negri nona Nam."

Suasana ruangan menjadi begitu menakutkan. Kedua manusia yang seharusnya berbahagia malah saling menabuh genderang perang.

"Hyung, ingatlah. Ini semua demi kebaikan mu dan kita semua." RM mencoba menengahi.

"Aku benci harus selalu di korbankan. Apa kalian sadar? Aku juga manusia biasa." Nada bicaranya terdengar tak ada harapan untuk melanjutkan.

"Hyung, maafkan kami. Nona Nam, mohon bersabar sedikit lagi." JiMin yang tak membuka suara sedari tadi akhirnya memberi pendapat.

Semuanya berawal dan berasal dari berapa bulan yang lalu. Sekitar awal tahun, tahun ini. Portal berita gosip membuka tahun dengan foto Suga keluar dari sebuah apartemen. Selang 10 menit kemudian, Namira artis baru yang di orbit kan Suga muncul dan menuju mobil yang dinaiki Suga.

Tak ayal, kehebohan ini jadi trending topik dunia. Wajar memang jika produser dan artis sama-sama keluar dari studio, namun ini adalah apartemen. Jam berlangsungnya juga tak masuk akal. Jam 3:39 dini hari.

Spekulasi yang muncul membuat agensi yang menaungi keduanya kalang kabut. Foto-foto yang lainnya ikut bermunculan. Bahkan foto mereka di Amerika pun terbit sepihak.

Gosip dating mereka tak bisa dihindari. Semua itu juga yang menjadi dasar pertengkaran ku dan Suga. Hingga malam itu sekitar 5 bulan yang lalu.

"JIKA BEGITU, AYO KITA CERAI!" Sebuah kalimat yang terlontar dari amarah Suga pada ku. Tak ada yang mendukung ku saat itu. TAK ADA! Aku sendirian menghadapi kerasnya masalah. Suami yang ku harapkan mampu menenangkan malah menjadi boom waktu.

"Suga, bisa kita bicara?" Suara berwibawa mengagetkan semua orang di ruang makan.

Sepertinya seluruh pertengkaran tadi didengar olehnya. Sudah bukan rahasia jika Suga setengah hati menjalani hubungan dengan Namira. Jelas tergambar dari nada bicara, gerak tubuh bahkan verbalnya. Suga menolak keras perjodohan ini. Bahkan member tau dibalik keterpaksaan Suga ada bakti pada orang tuanya.

Semua terdiam, termasuk Namira yang memandang kearah pria paruh baya itu. Suga berdiri meninggalkan ruang makan menuju ruang kerja di bawah tangga.

Our Marriage AnthemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang