N.

63 10 0
                                    

Nari dan Seungho saling sikut melihatku duduk termenung. Mereka tak berani menggangguku padahal mereka berdua khawatir. Gerakan ganjil mereka menyita perhatianku.

"Kalian berdua, apa yang terjadi?" Tanyaku sembari menata nota-nota di atas meja kerjaku.

"Bukan kami noona, tapu kau terlihat banyak pikiran. Ibuku pernah bilang jika ibu hamil tak boleh melamun." Seungho memberanikan diri menasehati.

"Mian, aku tak bermaksud hanya saja apa menurut kalian aku keterlaluan pada Chan Sunbae?"

"Jika maksud noona soal munculnya Suga Hyung, aku tak bisa memberi jawaban. Semuanya sangat mendadak bahkan aku masih belum percaya." Seungho akhirnya menarik Nari ikut duduk disampingnya.

"Aku dan Suga menikah di Vegas. Pernikahan kami singkat dan terburu-buru begitu juga dengan perpisahan kami. Lucu ya?" Senyum getir membuat mereka menatapku iba. Sudah sepantasnya memang demikian, aku sangat kasihan.

"Kami berjuang mendapat restu orangtuanya, terlebih ibunya. Aku akhirnya menyerah dengan gosip terakhir bahkan fakta apartemen itu hadiah dari ruangannya juga aku dapatkan. Jika kalian mengasihani ku, aku bisa mengerti."

Seungho dan Nari saling menoleh.

"Ku tanda tangani berkas perceraian atas permintaan Suga tanpa aku tau jika aku hamil, setelahnya kalian tau apa yang terjadi hingga kemarin. Chan Sunbae sudah begitu baik pada kami, pada kita. Haruskah aku membalas kebaikannya?"

"Jadi noona dan Suga Hyung sudah bercerai?" Seungho meminta penjelasan lebih.

"Dia belum menandatangani berkas itu, makanya hingga saat ini aku belum mendapat surat cerai. Ku pikir agensinya sengaja tak mengirimkan padaku. Ternyata dia belum menyerahkan ke pengadilan."

"Jadi posisinya, kau dan Suga Hyung masih sah menikah dan dia bertunangan lagi? Waduh, aku pusing. Jadi siapa yang menyakiti siapa disini?" Seungho yang duduk dengan punggung tegak karena tegang suasana kebingungan mencermati.

"Kau ini, eonni sedih dengan pertunangan mereka bahkan eonni juga shock karena baru tau jika dia ternyata belum bercerai maka eonni bingung dengan hubungannya dengan Chan Oppa, begitu kan eonni?" Nari dengan polos menjelaskan maksudku.

Seungho melotot mengatakan jika Nari terlalu blak-blakan, gadis itu sekarang yang tak enak hati padaku.

"Maaf eonni."

"Kau ternyata sudah terserang virus Suga." Sindir ku gemas.

"Noona, jika aku jadi noona aku akan kembali pada Suga Hyung toh kalian saling mencintai. Aku yakin jika Chan Hyung akan tau. Kami lelaki jika mencintai seseorang akan mau berkorban untuk gadis yang kami cintai. Aku ingin melihat gadis pujaan hatiku bahagia sekalipun aku yang menderita." Seungho memberi pendapat.

"Benarkah begitu? Tapi Suga malah berteriak menceraikanku alih-alih membujukku ketika kami bertengkar."

"Kami laki-laki Noona, mungkin saja ketika itu kami hanya kesal dan tak bermaksud begitu. Aku yakin Suga Hyung menyesali kalimatnya itu. Ku dengar Suga Hyung bahkan datang kesini, artinya dia masih mencintai noona." Bukan hanya Nari yang terkesima mendengar penuturan Seungho.

Tak pernah ku jika anak itu bisa dewasa menyikapi masalah. Mendengar Seungho bicara sebagai seorang pria dan memberikan perspektifnya aku bersyukur punya mereka berdua.

"Noona, sebelum Noona memutuskan sesuatu tolong berdamailah dulu dengan hati Noona sendiri. Tanyakan pada siapa cinta akan Noona berikan. Tak bisa keduanya Noona, salah satunya harus sakit kemudian mengerti."

"Yaa Seungho-aa, kau ternyata Daebak!" Nari yang dari tadi diam akhirnya memuji.

"Aku hanya memberi gambaran dari sisi pria. Noona aku tak menggurui, aku hanya ingin membantu." Seungho canggung.

Our Marriage AnthemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang