bonus chapter 3

47 10 10
                                    

"Eommanim, maafkan saya menelpon tengah malam." Suara Namira menahan getar dalam tangis.

"Namira? Ini kau? Apa yang terjadi dengan putra ku? Dia sakit?" Ibu Suga yang telah tidur harus bangun dengan gugup dan pemasaran begitu juga ayah Suga.

"Apa yang terjadi di Seoul? Namira terdengar panik dan menangis" Tanya ayah Suga khawatir.

"Namira, gwenchana? Kau menangis? Ada apa? Dimana kau? Apakah itu suara mobil? Kau dijalan?" Ibu Suga makin panik hingga beliau duduk ditepi ranjang.

"Eommanim, abonim, saya minta maaf telah mengarang cerita selama ini. Terimakasih telah mengurus saya dan menyayangi saya sepenuh hati." Isak Namira makin kuat.

"Apa yang kau bicarakan? Apa kalian bertengkar? Namira tenangkan dirimu. Pulang dan tidurlah, kita bicarakan lagi besok. Kau perlu istirahat, nak." Bujuk ibu Suga.

"Eommanim, mengapa anda masih begitu baik setelah putra anda membuang ku seperti sampah? Aku tak pantas diperlakukan begitu, aku telah membohongi anda. Maafkan saya eommanim."

Terdengar deru bunyi mesin disusul gebrak yang besar, lalu derit juga guncangan hingga panggilan terputus. Orang tua Suga saling berpandangan. Ibu Suga meletakkan lagi ponselnya di meja samping ranjang. Pikiran beliau kacau dengan duga kira.

"Apa yang sedang terjadi? Yeobo, apa kau berpikiran sama dengan ku?" Ibu Suga mencengkeram kuat lengan piyama sang suami yang juga terbengong.

"Tel-tel-telpon." Ayah Suga terbata-bata menunjuk ponsel.

Dengan panik ibu Suga memanggil nomor sang putra. Suga terlelap karena pengaruh alkohol.

Suasana rumah sakit pagi itu masih berembun. Sinar matahari pagi dimanfaatkan banyak pasien dan penjaga untuk beraktivitas di luar. Dokter Lee muncul dengan senyum khasnya. Suster Han sedang memelototi televisi yang menyiarkan berita.

" ...korbannya adalah seorang wanita berusia sekitar akhir dua puluhan. Dia satu-satunya korban dan disinyalir mengemudi dalam keadaan mabuk. Saat ini korban telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk otopsi. Kejadian ini terrekam di beberapa titik CCTV. Terlihat pengemudi mengebut hingga menabarak pembatas jalan dan terjun ke jurang sedalam hampir dua puluh meter."

"Ohh, bukankah itu?" Dokter Lee berdiri dibelakang suster Han yang tegang melihat berita kecelakaan.

"Dokter kenal?" Suster Han menoleh lalu kembali fokus pada layar televisi.

"Itu wanita yang ku lihat dalam mobil Suga." Dokter Lee berbisik ketika menyebut nama Suga.

Mulut suster Han menganga tak dia sadari. Terkejut adalah reaksi pertama suster Han. Hingga suster Moon masuk membawa Jae Hwa yang telah mandi.

"Apa yang kalian lakukan?" Suster Moon menatap kedua rekannya yang berdiri tengang memperhatikan televisi.

"Artis yang kecelakaan?" Tanya suster Moon sambil mendekat.

"Selingkuhan artis." Jawab singkat dokter Lee.

"Biarkan saja kalau selingkuhan. Karma!" Kata suster Moon enteng tak peduli.

"Dia....." Suster Han menunjuk kearah berita tv yang menunjukkan foto Namira lalu beralih padaku yang terbaring stagnan.

"Mwo? Siapa yang kau maksud?" Suster Moon menggelengkan kepalanya geli.

"Selingkuhan suaminya." Bisik suster Han yang membuat suster Moon melongo.

"Jinjja?" Suster Moon ikut berbisik seperti tak ingin melukai hatiku.

"Aigoo, tragis nasibnya." Suster Han berkomentar pedas.

"Matikan televisinya!" Suara berwibawa terdengar dari arah pintu.

Our Marriage AnthemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang