last chapter

55 7 4
                                    

Dokter Wang menggengam tanganku lembut. Matanya menatapku dalam seperti sedang mengatakan bahwa dia bersyukur. Aku benar-benar tak tau apa yang sebenaranya terjadi. Ku tarik tanganku lepas dari genggamannya, aku tak suka dengan sikapnya. Pria itu terhenyak.

"Maaf dok, apa maksudnya ini?" 

"Emm, maafkan aku, maaf....maaf aku.... Lily, apa kau benar-benar tak mengingat ku?"

Dokter Wang berusaha menenangkan dirinya. Kepalanya tertunduk menatap jari-jarinya. Suasana ruangan menjadi canggung dan aneh. Aku mengerti jika dokter ini tak akan mungkin melakukan hal seperti tadi jika kami tak saling kenal, tapi aku tak mengenalnya.

Dokter Wang berdiri meninggalkan kursinya, sebelumnya dia mengangguk nampak kecewa. Aku yang masih heran makin bingung dengan pendekatan aneh yang dilakukan dokter tampan itu. Ya, dokter Wang sangat tampan.

Tak berapa lama, suster Han masuk ke ruang rawat ku. Senyumnya mengiringi ketika mengangkat Jae Hwa dari box bayi. Pria mungil itu ternyata sudah bangun. Hebatnya dia tidak menangis. Jae Hwa berpindah ke pangkuanku.

"Aigoo, dia sudah rindu dengan ibunya, bukan begitu bayi tampan?" Ucap suster Han sambil tetap gemas dengan putraku.

"Suster, bisakah aku bertanya?" Keraguan nada bicaraku membuat suster muda itu mengernyit.

"Nde, silahkan bertanya tentang apapun nyonya Min." Senyum itu tetap belum pudar.

"Apakah dokter Wang....."

"Dokter Wang itu dokter paling tampan di rumah sakit ini. Beliau telah bekerja sekitar 5 tahun, single dan berdedikasi. Sebelumnya beliau tinggal di Amerika. Entah apa yang membuatnya pindah dan bekerja disini, hanya saja sejak awal beliau sangat teliti dalam merawat anda dan Jae Hwa. Jadi tolong jangan khawatirkan apapun. Emmm, apa yang ingin anda tanyakan?" Suster Han menjelaskan semua yang ingin aku tau.

Aku menggeleng sambil mengulum senyum.

"Tak jadi bertanya ya? Atau aku telah banyak bicara? Aigoo, jika bicara tentang dokter primadona itu, mulutku selalu nyerocos. Maafkan saya nyonya, saya tak bermaksud bergosip juga cerewet." Suster Han undur karena malu.

Ku coba untuk tidak terkekeh-kekeh karena perilaku suster Han. Beliau telah banyak membantu dan selalu mendukungku. Hanya saja kali ini dia sedikit berinisiatif, tapi itu bagus.

"Dok, apa istri saya baik-baik saja?" Suga berusaha menghentikan langkah cepat dokter Wang.

"Ohh tuan Min?! Lily...maksud saya nyonya Min makin membaik. Saya harap keadaan ini akan terus berlangsung, semoga Minggu depan beliau dan Jae Hwa bisa pulang."

"Maafkan aku, tapi aku sedikit terganggu dengan yang tadi. Emm, aku tak sengaja mendengar percakapan kalian. Bagaimana anda bisa mengenal istriku?" Mata Suga memicing tak suka, dia berharap jawaban lugas yang jujur.

Wang memasukkan kedua tangannya dalam celana kain hitam dengan dagu terangkat congkak. Pria itu akhirnya tau kemana arah pembicaraan dan mengapa pria pucat dihadapannya itu menghentikan langkahnya.

"Aku sungguh berterimakasih atas semua usaha mu menyelamatkan istri juga menjaga putra ku. Tapi bagian kau memegang tangannya semesra tadi, aku terganggu. Entah siapa kau, apa hubungan mu dengan istriku tapi Lily adalah milik ku." Suga jelas menegaskan sebuah kepemilikan.

Wang tersenyum kasar, menertawakan sikap Suga yang dia nilai menggelikan.

"Setelah yang kau lakukan padanya kau masih tak tau diri dengan menyebut Lily istri mu? Lily patut mendapat pria yang lebih baik dari mu, tuan Min Yoongi." Wang mendekatkan tubuhnya mengintimidasi Suga.

Our Marriage AnthemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang