Kebahagiaan Aldebaran??

2K 236 29
                                    

Satu Minggu kemudian.

Al menatap keramain yang berada di bawah sana lewat kaca ruangan ini. Sesekali dia menelisik penampilannya. Rapikah atau belum.

"Selangkah lagi Mich, dan cinta kita akan sempurna." Gumamnya.

Hari ini adalah hari yang
membahagiakan bagi seorang Aldebaran Alfahri. Di mana hari yang akan dia tulis dalam buku sejarah hidupnya. Momen yang akan membawanya selangkah lagi menuju kehidupan yang sebenarnya.

Aula kantor yang biasanya di jadikan untuk acara resmi itu, kini di sulap menjadi tempat untuk acara pertunangannya. Nuansa putih menghiasi sudut ruangan itu.

Wartawan-wartawan media bahkan sudah memenuhi halaman gedung kantornya, bahkan ada juga yang sudah masuk ke dalam. Untuk meliput acara eksklusif pemilik perusahaan ternama di negeri ini.

Laki-laki yang mengenakan tuxedo hitam dipadukan dengan kemeja putih dan dasi kupu-kupu hitam itu tampak gelisah. Sesekali dia memandang ponselnya, lalu beralih merapikan pakaiannya yang sebenarnya sudah sangat rapi.

Bu Rossa yang dari tadi menyaksikan ketidak tenangan anaknya itu, berjalan menghampiri.

“Sudah tampan.” Ujarnya dengan mengelus punggung Al lembut.

Bu Rossa mendekatkan telinganya di dada bidang putranya, ketika samar terdengar sesuatu yang aneh.

“Kamu deg-degan Al?” tanya Bu Rossa dengan senyum menggoda.

“Apaan sih ma.” Elak Al dengan sedikit menjauhkan dirinya.

Bu Rossa tertawa lirih melihat Al yang gengsi mengakuinya. "Sebegitu gugupnya kamu Al. Samapai detak jantung kamu saja terdengar oleh mama."

Al memasang wajah kesalnya. Ketika mamanya tak henti-hentinya menggodanya.

“Santai Al. Semua pasti berjalan dengan lancar.” Ucap Bu Rossa menenangkan.

Tepat dua hari yang lalu. Ajakan mamanya untuk  bertemu dengan teman dekatnya itu, menjadi momen dirinya mengenalkan Michelle. Al tidak menduga dengan kebetulan ini. Seakan Tuhan telah merencanakan pertemuan mereka berempat. Awalnya Al ingin menolak karena memang pekerjaannya sedang menumpuk. Tapi, Aldebaran tetaplah Aldebaran. Yang tidak pernah bisa menolak permintaan mamanya.

Selama satu tahun mengenal Michelle, dia baru tahu kalau mamanya adalah teman dekat tante Indira, mama Michelle. Tidak bisa di pungkiri betapa bahagianya dua mama itu, ketika rencana perjodohan mereka justru malah mengalir begitu saja, tanpa adanya campur tangan mereka.

“Ck!” decak Al sembari memandang ponselnya yang sama sekali tidak menampakkan notif pesan maupun panggilan masuk dari calon tunangannya itu.

Sejak tadi pagi, perempuan itu sama sekali tidak ada kabarnya. Bahkan puluhan pesan yang dia kirim tidak satu pun di buka. Panggilannya pun tidak ada jawaban.

“Tenang Al. Michi paling lagi di make up.” Ucap Bu Rossa menenangkan.

“Tante Indira gimana Ma?” tanya Al.

Bu Rossa menggelengkan kepalanya, menandakan hal yang sama dia alami ketika menelefon sahabat baiknya itu.

Al tampak tidak tenang dalam duduknya. Sesekali dia berdiri, lalu mondar-mandir dan duduk kembali.

“Al sabar Al. Tenang. Mama pusing lihat kamu. Mereka mungkin sibuk dan gak sempat pegang hp.” Ucap Bu Rossa.

Bahkan saat dirinya dan mamanya sudah berada di dalam aula, kekasihnya itu masih belum menampakkan diri. Sengaja mereka mengkonsep untuk tidak dalam satu tempat ketika mempersiapkan diri. Supaya kesan kagum muncul dari mereka ketika bertemu nanti.

Sincerity Of Love (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang