Aldebaran bejalan tidak santai. Kesal. Dirinya kesal dengan sikap Andin hari ini. Moodnya menjadi sedikit berantakan. Sekian kalinya Al mendengar kalimat itu lagi dan lagi. Membuatnya membuka pintu mobil kasar.
"Kalau bukan karena jadwal dari KUA udah gue nikahin hari ini juga!" Kesal Al.
Aldebaran mengontrol nafasnya. Membuang rasa kesal yang dominan. "Sabar Al sabar lo harus sabar. Maklumin, semua ini berat buat Andin." Ucapnya sambil mengelus dada.
Aldebaran menatap nanar gitar miliknya yang sudah sangat lama tidak dia mainkan. Dia masih ingat terakhir kali dia bersua dengan benda itu. Satu hari sebelum kelulusan semasa SMAnya dulu. Siapa sangka. Laki-laki kaku, dingin, dan terkenal cuek itu pernah bergelut di bidang musik. Hanya sekedar ekstrakurikuler sekolahnya saja. Jika di tanya kenapa ikut ekstra musik jawabannya "hanya buat hiburan gue aja."
Sungguh berbeda dengan teman-teman seekskulnya jika di tanya selalu jawab "biar terlihat keren di depan cewek-cewek."Seharian berkutat dengan buku yang berisi barisan angka dan rumus juga membuatnya jenuh, maka kesinilah dia lari. Itu dulu ketika masih SMA. Dan setelah dia lulus, bidang itu tidak lagi dia tekuni. Karena kehidupannya berubah kejam, hidup menuntutnya untuk tidak lagi bersantai ria, apalagi setelah kepergian papanya. Semua beban keluarga berpindah ke pundaknya.
"Gue kayak gak yakin masih ingat kuncinya." Ucapnya ragu.
"Seinget gue aja lah. Kalau di ketawain juga gak apa-apa."
Aldebaran mulai mengatur senarnya lalu sedikit memainkannya. Dengan langkah santai Al berjalan kembali ke belakang rumah Andin.
"Ehm, ehem, cek."
"Ya Allah, deheman gue aja kedengeran fals. Arga emang ngerjain gue ini. Udah tau gue gak bisa nyanyi malah di suruh nyanyi." Gerutunya sendiri.Aldebaran mengontrol degup jantungnya. Entah kenapa dia malah di landa nervous, padahal cuma nyanyi di depan Andin doang.
"Lo bisa Al, lo bisa!"
Setelah menyemangati dirinya sendiri Aldebaran kembali berjalan mendekati perempuan yang sudah merubah kehidupannya itu. Tak lupa, dia memulai memainkan senar gitarnya yang terdengar berirama.
Hanya bersama Andin Aldebaran berani menurunkan gengsinya. Al tidak menyangka semua menjadi begini.Aldebaran mulai menyanyikan tiap bait lagu.
Saatku tenggelam dalam sendu
Waktu pun enggan untuk berlalu
Ku berjanji 'tuk menutup pintu hatiku
Entah untuk siapapun ituSemakin ku lihat masa lalu
Semakin hatiku tak menentu
Tetapi satu sinar terangi jiwaku
Saat ku melihat senyummuDan kau hadir
Merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku
Setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Dan membuatku utuh
'Tuk menjalani hidup
Berdua denganmu selama-lamanya
Kaulah yang terbaik untukkuAldebaran semakin larut dalam tiap bait lirik lagu. Entah dapat wangsit dari mana, hingga lagu dari Adera ini terlintas dalam benaknya semalam. Mengingat kisah perjalanan cintanya yang dulu begitu menyedihkan hingga menemukan pelabuhan terakhirnya, lagu ini seakan merangkum semua kisahnya.
Andin yang sejak tadi termenung, menoleh. Ketika lagu itu beradu dengan angin dingin musim penghujan. Andin tertegun masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat hari ini. Aldebaran yang kaku, dingin, cuek ternyata bisa semanis ini.
Air matanya tak lagi mampu dia bendung. Semua pertahanannya satu Minggu ini benar-benar runtuh. Mana bisa dia menjauh dari laki-laki ini. Seseorang yang datangnya memberi kepastian dan harapan. Rasanya dirinya benar-benar tidak sanggup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity Of Love (END)✔
RomancePepatah Jawa mengatakan "Witing tresno jalaran soko kulino." (Cinta tumbuh karena terbiasa) Kisah yang menceritakan perjalanan cinta dua manusia. Rasa itu ada tanpa mereka sadari sebelumnya. Ketika takdir mempertemukan mereka dengan pertemuan yang b...