Mendadak Sibuk

1.2K 225 18
                                    

Tidak ada yang bisa menghalangi langkah kita kecuali takdir.

_Aldebaran_

==================================

Suasana mendung menyelimuti hari ini. Tapi, sepertinya tak menghalangi semangatnya gadis yang tengah sibuk memoles wajahnya tipis.

Hari ini, seharusnya menjadi hari yang menyenangkan untuknya. Gaun pernikahan yang sudah dirinya dan Al siapkan jauh sebelum kecelakaan itu menimpanya, akhirnya hari ini untuk pertama kalinya dia coba. Gaun impiannya sejak lama yang akan membalut indah tubuhnya di hari membahagiakan itu.

Tak di sangka. Setelah badai yang tak henti-hentinya menerpa perjalanannya bersama Aldebaran, yang bahkan sempat membuatnya menyerah dengan keadaan, sebentar lagi akan terganti dengan pelangi. Hasil pembiasan cahaya yang membentuk warna-warna indah itu akan membersamai langkahnya untuk menuju gerbang kehidupan yang baru. Pasti dengan cerita yang lebih seru.

Andin menggeleng pelan, ketika kejadian masa lalu kembali teringat. Seakan tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Mana dia sangka, laki-laki yang semula dia benci karena sifatnya yang terlihat angkuh justru sekarang menjadi laki-laki yang tidak pernah bisa dia lepas dari hidupnya.

"Tok! Tok! Tok!"

Ketukan pintu itu berhasil menyadarkannya dari lamunan. Matanya menatap pintu yang masih tertutup rapat itu.

"Ndin?"

"Masuk pa!" Jawab Andin masih sibuk memoles wajahnya dengan bedak.

Pintu itu perlahan di buka. Pak Surya menyembulkan kepalanya di pintu kamar Andin. Andin yang masih sibuk mengoles bibirnya dengan lipstik, menatap papanya dari pantulan cermin.

"Ada apa pa?" Tanyanya.

Perlahan pintu itu di buka lebar dan Pak Surya masuk.

"Di luar ada pak Rendy Ndin." Jawab pak Surya dengan menghampiri putrinya.

Mendengar nama asisten pribadi Aldebaran di sebut, mata Andin mengernyit. Sedikit bingung, kenapa laki-laki itu kemari.
"Ngapain?" Tanya Andin sambil sibuk membersihkan alat make up nya.

"Katanya mau jemput kamu."

Andin terdiam sejenak. Lalu mengambil ponselnya yang sejak tadi tergletak begitu saja. Tapi, tidak ada notif apa pun dari Aldebaran untuk sekedar mengabarkan suatu hal.
"Katanya mau jemput sendiri tadi pagi." Batin Andin.

"Ndin?" Panggil pak Surya ketika putrinya itu justru melamun.

"Eh iya pa. Andin minta tolong kasih tau pak Rendy untuk tunggu 5 menit lagi  ya?" Sahutnya setelah sadar dari lamunannya.

Pak Surya mengangguk dan pergi dari kamar putrinya itu.

Sedangkan di sisi lain, Aldebaran terlihat marah dengan perubahan tiba-tiba jadwalnya.

"Gimana sih kamu. Saya kan sudah bilang, kosongkan jadwal saya siang ini. Kenapa malah ada pekerjaan di luar kantor!" Marah Al dengan  berjalan tergesa meninggalkan ruangannya.

"Maaf pak. Tapi pimpinan PT Sanjaya sendiri yang meminta bapak yang meninjau lokasinya." Jawab Feli- sekretaris barunya itu.

Aldebaran berdecak kesal, sambil menekan tombol lift. Aldebaran masuk, lalu menutup kembali pintu itu dan lift bergerak turun.

Setelah mendapat pemberitahuan jadwalnya yang mendadak berubah, buru-buru Al menyuruh Rendy untuk menjemput Andin. Hari ini acaranya dengan Andin tidak boleh batal. Mengingat hari H pernikahannya tinggal menghitung hari.

Sincerity Of Love (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang