"Saya terima nikah dan kawinnya Andini karisma putri binti Setiawan santoso almarhum dengan maskawin tersebut tunai."
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!"
Lantang dengan sekali tarikan nafas, ikrar suci itu terucap menggema di seluruh ruangan. Bukan ikrar perjanjian hitam di atas putih. Tapi ikrar yang di pertanggung jawabkan seumur hidup pada Tuhan.
Akhirnya hari ini datang juga. Hari yang hampir saja menjadi wacana dan tidak pernah terjadi, hari yang pernah tertunda tak sesuai janji, kini terlukis indah menjadi saksi.
Saksi dipersatukannya dua insan di atas nama Tuhan.Pedihnya, air matanya, sesaknya, kini terbayar lunas. Seiring punggung tangannya yang di kecup dalam oleh perempuan yang sangan di cintainya.
"Kamu milikku, selamanya milikku." Bisik Al lirih sebelum mendaratkan kecupan dalam di dahi Andin.
Badai datang sebagai ujian nahkoda beserta awak kapal. Seberapa handal mereka bertahan untuk tetap seimbang terombang-ambing di terjang ombak besar. Dan ketika kapal itu tetap kokoh setelah mentari kembali menyapa, itu artinya pondasinya tidak akan di ragukan lagi untuk pelayaran yang semakin mencekam.
Begitupun dengan kisahnya. Berkali-kali dirinya hampir menyerah dengan ombak kehidupan. Berkali-kali badai datang tanpa mengerti kondisi, tapi Aldebaran tetap berdiri kokoh, melewati semuanya meski kadang hampir tenggelam dalam palung kepedihan. Hingga kini badai itu telah terganti pelangi. Indah dan menawan.
Andin memejamkan matanya erat, menikmati sentuhan di dahinya. Nada indah itu benar-benar mengalun merdu di telinganya. Dan gleyeran-gleyeran aneh memenuhi hatinya.
Tak henti-hentinya rasa syukur itu dia panjatkan.
"Ya Allah terimakasih. Engkau hadirkan dia sebagai penyembuh luka dan kecewa. Sumber kebahagiaan tanpa ujung." Batin Andin.Acara yang sakral dan hikmad itu bersambung langsung dengan acara resepsi. Nampak wajah bahagia terlihat jelas di wajah Al dan Andin. Tak henti-hentinya senyum itu terbit seiring rangkaian ucapan selamat di ucapkan dari tamu-tamu undangan yang menyalaminya.
"Selamat ya bro, atas pernikahannya!" Ucap Arga dengan pelukan ala laki-laki.
"Terimakasih ya Ga. Terimakasih juga lo udah hadir." Balas Al.
Arga menggeser tubuhnya hingga berada di depan Andin. Laki-laki itu tersenyum sambil melirik sahabatnya.
"Pantesan gak pernah di kenalin ke gue. Tiba-tiba undangan nyampe rumah aja. Orangnya secantik ini." Goda Arga.
"Gue kalah sama murid gue." Ucap Arga sok sedih.
Andin hanya menggeleng sambil tersenyum. Melihat tingkah sahabat suaminya ini.
"Ya makanya punya hubungan itu komitmen. Bukan penjajakan doang terus ganti lagi. Itu anak orang bukan anak kucing." Sindir Al.
Arga berdecak melirik sekilas sahabatnya itu, lalu kembali menatap Andin.
"Selamat ya. Pesen gue lo harus ekstra sabat ngadepin Al ya Ndin.""Terimakasih." Jawab Andin singkat.
Arga menghadiahkan tatapn tajam karena tak henti-hentinya Al meledeknya, lalau berpindah menyalimi orang tua Andin.
"Ga!" Panggil Al saat laki-laki itu hendak turun dari panggung.
Arga menoleh, lalu mengernyit ketika Al seakan memberi kode padanya. Matanya menuju ke arah tangga panggung seberangnya. Perenpuan nan anggun tengah naik sendirian menuju pelaminan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity Of Love (END)✔
RomancePepatah Jawa mengatakan "Witing tresno jalaran soko kulino." (Cinta tumbuh karena terbiasa) Kisah yang menceritakan perjalanan cinta dua manusia. Rasa itu ada tanpa mereka sadari sebelumnya. Ketika takdir mempertemukan mereka dengan pertemuan yang b...