Malam yang sangat indah, langit-langit yang di penuhi oleh bintang yang bersinar terang. Di sana, di kursi taman Azka sedang duduk menunggu kedatangan sang Puteri.
Tanpa di tunggu dengan waktu yang lama, Puteri nya telah datang. Senyuman yang manis sedang menyapanya, lantas Azka pun memberikan senyuman nya yang manis.
"Hai Lesti? Sini duduk!"
Lesti mengangguk dan menduduki pantatnya di kursi yang sama dengan Azka. "Udah nunggu lama banget ya?"
Azka menggelengkan kepalanya pelan, "Enggak kok, aku akan terus menunggu sampai kamu benar-benar datang."
Mereka saling menatapi satu sama lain, Azka pun menggenggam tangan Lesti dengan erat. "Aku janji gak bakal ngulangin kesalahan yang sama, dan aku janji gak akan ninggalin kamu. Kamu juga harus janji?"
Lesti mengangguk, "Iya aku janji."
Perasaan apa ini yang datang kepada hati Lesti? Dia hanya menganggap Azka sebagai adik laki-lakinya, tetapi perasaannya tak bisa di pendam lagi.
Lesti mulai menyukai Azka dan Lesti sudah menyukai bosnya, Billar. Ada apa dengan perasaannya? Bagaimana jika Lesti membuat sakit hati perasaan Azka jika ia jujur kalau hatinya menyukai Billar.
• • •
Aku hanyalah seorang monster.
Yang tak layak di cintai,
Yang tak layak di kasihani,
Yang tak layak di miliki,
Namun, aku cukup percaya diri.
Kalau kamu akan menjadi milik ku seorang diri.Mengapa saat aku ingin melupakan rasa sayang dan cinta, justru Tuhan mengirimkan bidadari seperti mu.
Kamu, yang bisa merubahku.
Kamu yang bisa membuatku tersenyum kembali.
Dan kamu yang bisa merubah seluruh emosi ku sedikit mereda.Aku sedikit tau diri kalau bidadari seperti mu tak layak ku miliki.
Aku hanya ingin melihatmu tersenyum tanpa di ganggu oleh orang lain.
Maka dari itu, biarkan aku menjadi monster selamanya agar bisa menyingkirkan orang-orang yang menyukai dirimu.Aku egois bukan?
"Aku harus bagaimana dengan perasaan ku ke kamu Lesti? Jika saya jujur maka kemungkinan besar Jawaban mu adalah tidak sudi untuk menerima ku. Huft … saya lelah dan lemah soal perasaan."
Suara pintu berdecit pelan tat kala seorang wanita paruh baya membuka pintu itu dengan pelan. Dan wanita itu menyembulkan kepalanya.
"Billar kamu sudah tidur, nak? Jangan mikir kerjaan mulu sayang, nanti kamu sakit."
"Ya mah." Jawabnya singkat. Dia tidak bernafsu untuk berbicara.
Akan tetapi ia ingat sesuatu, lantas dengan segera ia meraba-raba kantung baju serta celananya dan jam tangannya di mana? Jam tangan pemberian almarhum ayahnya yang berharga itu? Di mana jam tangan itu?
Dia kehilangan jam tangannya. Apa jangan-jangan jam tangan itu . . . .
• • •
Lesti tengah menatap jam tangan hitam yang terlihat mahal itu. Jam tangan klasik buatan Rusia. Wah jika di jual mungkin harganya melebihi harga motor atau lebih dari itu.
"Azka oon banget, jam tangan mahal kayak gini di tinggalin. Kalo aku mah pasti di simpen z sayang banget kalo sampe ilang."
Tetapi Lesti mengernyitkan keningnya dan menyipitkan matanya ke arah tulisan huruf yang kecil. Tertulis nama Billar di sana.
"Lah kok namanya Billar bukan Azka? Apa jangan-jangan merek nya kali. Banyak banget hal-hal yang sama di antara azka dan Billar, apa ada ikatan darah?"
• • • •
FYI : TERIMAKASIH BANYAK YANG SUDAH DUKUNG KAKAK SAYA DAN CERITANYA HINGGA SAMPAI KINI. DUKUNG SAYA AGAR CERITANYA TAMAT DAN KAKAK SAYA BISA TENANG DI ALAM SANA. LOVE YOU ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Love One Heart (Revisi)
FanfictionCERITANYA SUDAH COMPLETE! NAMUN SELURUH CERITA AKAN SAYA REVISI, AKAN ADA PERUBAHAN PADA ISI CERITA, BESERTA ALURNYA. JADI, JIKA INGIN MEMBACANYA KEMBALI DI REFRESH SAJA! ⚠️WARNING⚠️ Cerita ini BerGenre FANFICTION, jika tidak suka cerita BerGenre F...