017 : Dia monster

231 35 25
                                    

"Azka kamu kemana? Aku butuh kamu. Sekarang kamu jarang banget nemuin aku."

Terdengar helaan nafas panjang dari Lesti. Sejak tadi dia melamun selama di perjalanan ke Cafe. Sekarang dia benar-benar bingung dengan perasaannya, hatinya salah memilih.

Jika memang takdirnya untuk menerima Azka, ia bisa memaafkannya dan perlahan menerima cinta Azka yang tulus kepadanya, mungkin lebih tulus dari Billar.

Lesti memberhentikan langkahnya saat berada di parkiran Cafe. Dia melihat Zuhrah yang terus menempel seperti tentakel gurita. Lagi dan lagi, Lesti menghela nafasnya berat.

Dengan perlahan dia melangkahkan kakinya menuju ke dalam Cafe. Terlihat wajah Billar sumringah saat melihat Lesti kembali bekerja, Billar memberikan senyumannya yang manis. Namun, Lesti tidak menghiraukannya, dia tidak menatap senyuman Billar dan terus berjalan ke dalam Cafe.

Sakit yang Billar rasakan, tapi dia juga sadar diri kalau dirinya telah membuat sakit yang tak sebanding dengannya sekarang ini.

"Billar kamu apaan sih kasih senyum ke dia?" tanya Zuhrah seraya memalingkan wajah Billar dari pandangannya yang sedang memandang Lesti.

"Terserah saya, ini kan muka saya bukan muka kamu."

"Seenggaknya jangan kasih senyum, kamu aja gak kasih aku senyum semenjak aku dateng ke sini."

Billar menyeringai dan melepaskan tangan Zuhrah dari tangannya,  "Nah kamu udah tau itu. Jadi, udah kita putus aja, aku gak cocok sama kamu."

Dengan segera Zuhrah mengamit salah satu tangan Billar.  "Kok gitu sih? Kita baru aja tunangan kamu udah minta putus, gimana kalo udah nikah?"

"Yang pastinya saya bakal minta talak kamu terus menerus sampai kamu setuju." Tegas Billar seraya menghentakkan tangan Zuhrah agar terlepas dari tangannya.

• • •

— cinta kamu itu ibarat tanaman liar yang mampu merambat ke seluruh hatiku dan meluluhkan perasaan ku yang sekeras batu ini—

.

Di kantin sekolah Lesti terus merenung, merenungi nasib hatinya saat ini. Untuk sekedar jajan saja dia tidak nafsu, selama pembelajaran berlangsung Lesti tidak mencermati pembelajaran nya.

Tiba-tiba Rara memeluk Lesti dari belakang mencoba untuk menenangkannya,   "Lesti kamu kenapa sih by?"

"O-oh enggak kenapa-kenapa kok. Kamu gak usah khawatir."

"Gimana gak khawatir kalo kamu terus ngelamun kayak gitu?" cela putri seraya memberikan mangkuk yang berisi bakso kepada Rara, Lesti dan jirayut. Lalu di angguki oleh Rara.

"Iyah kamu itu gak usah banyak ngelamun, nanti gak kiyudd." Ujar jirayut dengan mimik muka yang di imut-imutkan.

Namun seorang laki-laki berdiri di hadapan mereka. Dia Azka. Mata Lesti sedikit terbelalak, dan dia bangkit dari duduknya lalu menatap lekat wajah laki-laki itu, yang tak lain adalah Azka.

"Azka?"

Azka tersenyum tipis dan menuntun Lesti agar duduk kembali, Azka pun duduk saling berhadapan dengan Lesti. Rara, putri dan jirayut pergi meninggalkan mereka.

"Gimana kabar kamu, Lesti?"

"Aku baik-baik aja. Kamu kemana aja seminggu ini?"

Two Love One Heart (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang