• • •
Sirine mobil Ambulan terdengar di sepanjang jalan dari jalan masuk tol di tempat kejadian hingga ke rumah sakit.
Beberapa polisi dan juga detektif tengah menyelidiki kasus kecelakaan tabrakan ini. Sedangkan Billar, ia dengan tersedu-sedu menangis kencang di hadapan Lesti yang sedang melawan rasa sakitnya.
Billar memegangi kedua tangan Lesti yang berlumuran darah, kulitnya sedikit terkelupas akibat tergores kaca mobil yang pecah akibat terguling cepat.
Kini Billar tidak perduli dengan sekelilingnya, ia hanya melihat ke arah sang istri dan berdoa agar keajaiban datang dan menyelamatkan Lesti.
"Lesti bangun! Saya tau kalau kamu mendengarkan saya. Jadi, tolong bangun segera! S-saya mohon, jangan tinggalkan saya!"
Selama di perjalanan menuju ke rumah sakit, Billar terus menggenggam tangan Lesti. Menahan rasa sedihnya. Kini pipinya pun memerah, beberapa kali ia menggertakkan lehernya dan mengepalkan tangannya kuat-kuat.
Hingga akhirnya Ambulan telah berada di depan Rumah Sakit S.J. Dengan cepat perawat berlari menuju mobil dan membawa Lesti ke IGD.
Billar mengikuti Lesti dan membantu perawat untuk membawa Lesti ke ruang IGD dengan cepat. Dan tidak lama, mereka pun sampai di depan ruangan IGD.
Billar hanya bisa menunggu. Seringkali ia mondar-mandir tak karuan. Menjambak sendiri rambutnya akibat frustasi.
Tiba-tiba di arah kejauhan Mama Billar berlari dan menghampirinya. Lalu memeluk Billar.
"Ma... Lesti, Ma!" ujarnya seraya memeluk Mamanya dengan erat-erat. Ia tenggelamkan wajahnya ke dalam pelukan hangat sang Mama.
"Kamu harus kuat, Bi! Jangan lemah! Harus positif thinking, dan harus selalu berdo'a."
Billar menatap Mamanya dengan sendu, "Bagaimana bisa, Ma? B-bagaimana caranya? Lesti kecelakaan tepat DIHADAPAN KU, MA!" tegasnya seraya menaiki nada tinggi di akhir kalimatnya.
Mama Billar langsung memeluk kembali anaknya yang malang itu. "Teriak, Bi! Ayok nangis sepuas kamu! Mama bakal dengerin semua teriakan dan tangisan kamu. Mama, akan ada buat kamu sampai Lesti kembali lagi."
"MA?! KENAPA INI SEMUA TERJADI KEPADA LESTI, MA?! KENAPAA?!!!"
Sementara itu, didalam ruangan IGD dokter tengah berusaha keras untuk menyelamatkan Lesti.
Namun, suster yang berdiri di dekat Bedsite Monitor terkejut. Matanya terbelalak dan memberitahu sang dokter kalau layar monitor itu menampilkan gerak detak jantung Lesti perlahan demi perlahan mulai melemah.
Sang Dokter mulai cepat mencegah detak jantung Lesti yang melemah. Dokter itu mengambil sebuah alat lalu menggesekkan kedua alat tersebut dan menempelkannya di dada Lesti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Love One Heart (Revisi)
Fiksi PenggemarCERITANYA SUDAH COMPLETE! NAMUN SELURUH CERITA AKAN SAYA REVISI, AKAN ADA PERUBAHAN PADA ISI CERITA, BESERTA ALURNYA. JADI, JIKA INGIN MEMBACANYA KEMBALI DI REFRESH SAJA! ⚠️WARNING⚠️ Cerita ini BerGenre FANFICTION, jika tidak suka cerita BerGenre F...