023 : Akhir dari kebahagiaan.

217 37 36
                                    

• • •

Kini mereka berdua berstatus sebagai sepasang suami-istri. Sah di hukum negara dan juga agama.

Lesti berada di dapur dan sedang memasak nasi goreng yang dihiasi telor mata sapi. Membersihkan rumah, menyapu, dan mencuci.

Terlihat Billar tengah berjalan dengan gontai karena masih mengantuk, ia menghampiri Lesti lalu memeluk istri tersayangnya itu dari belakang.

"Wahh kenapa harum sekali masakannya?" tanya Billar tanpa membuka matanya. Sepertinya Billar sangat kelelahan di acaranya kemarin.

"Ih sikat gigi dulu! Mulut kamu bau minuman anggur tau!"

"Ah masa?" tanyanya meledek membuat Lesti geram sekaligus merasa geli dengan candaan suaminya yang garing seperti kerupuk itu.

Lesti melepaskan pelukan Billar lalu menata masakannya di meja. Mempersiapkan susu dan air putih. Billar hanya melihati kegiatan istrinya yang cute itu, menatapnya dengan senyumannya yang mengembang.

"Ih, kamu ngapain sih? Liatin nya gitu amat? Aku malu tau!" ujar Lesti seraya menutupi wajahnya karena malu.

"Biarin! Salah siapa punya wajah cute nan menggemaskan."

Lesti tersenyum mengembang lalu memberikan handuk,  "Mandi dulu ya, suamiku. Lalu kita sarapan bareng."

Dengan tegas Billar berdiri dari tempat duduknya lalu menghormat.  "Siap Bos!"

Dengan sabar Lesti menunggu Billar yang sedang membersihkan diri. Dan tidak membutuhkan waktu yang lama, Billar keluar dari kamar mandi lalu memakai baju santai.

Namun Billar membawa bunga Bangau Putih yang berada di pot berukuran sedang. Dia berjalan menuju Lesti dengan senyumannya yang merekah, seraya memeluk pot bunga Bangau putih itu.

 Dia berjalan menuju Lesti dengan senyumannya yang merekah, seraya memeluk pot bunga Bangau putih itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, itu apa?" tanya Lesti.

"Bunganya cantik, ya?" tanya Billar seraya menduduki pantatnya di kursi yang saling berhadapan dengan Lesti lalu menaruh bunga Bangau putih itu di samping meja.

"Iya cantik, aku suka. Apa lagi bentuknya unik."

Billar menatap Lesti dengan lekat-lekat,  "Bunga Bangau Putih itu kamu."

"A-apa? Aku? Kenapa aku?"

"Tampilan bunga itu cantik, sama seperti kamu. Lalu bentuknya unik sama juga seperti kamu, kepribadian kamu itu unik dan jarang ditemui orang, dan aku suka itu."

"Kamu baru tau kalau aku ini unik, ya? Ck! Kasihan sekalee..." Ujar Lesti seraya menjulurkan lidahnya meledek Billar. Billar hanya tersenyum geli melihat tingkah laku Lesti.

"Saya beruntung bisa menikahi wanita sebaik kamu. Sekali lagi Terimakasih karena sudah memilih saya menjadi imam mu." Ujar Billar seraya memegangi kedua tangan Lesti.

Two Love One Heart (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang