"Yak! Seo Changbin, berhenti disana!". Teriakkan yang cukup menggelegar itu seketika mampu membuat si pemilik nama itu menghentikan langkahnya. Dengan gerakan perlahan iapun menoleh sembari memasang tampang bodohnya dengan senyuman yang dipaksakkan.
"S-sajangnim, ada apa?". Sahutnya berusaha untuk bersikap biasa seolah tak pernah terjadi apapun sebelumnya.
Jay tampak mendengus pelan sembari memberikan tatapan penuh intimidasinya pada sosok bawahannya itu sebelum berucap, "Bisakah kau menutup mulutmu dan bersikaplah seolah kau tak pernah melihat apapun".
Changbin dengan segera mengangguk, mengiyakan. "Kau.. tenang saja Sajangnim, lagipula aku sama sekali tidak melihat apapun sungguh!".
Pria Park itupun mendecak pelan. Sedikit merasa muak mendengar sangkalan bawahannya itu. Tidak melihat apapun katanya? Cih. Changbin bahkan masuk kedalam ruangannya tepat saat ketika dirinya tengah bercumbu dengan pemuda manis itu. Apanya yang tidak lihat?! Dasar bodoh!
"Terserah kau saja. Pokoknya aku hanya ingin memperingatkanmu untuk tetap mengunci mulutmu itu dengan rapat. Jika sampai suatu hari aku mendengar rumor yang melibatkanku dengan Jungwon maka aku bisa tahu jika sumbernya ada padamu."
Changbin hanya dapat menahan nafasnya tatkala sang atasannya itu memberikannya sebuah peringatan. Seketika dirinya merasa begitu kecil jika dihadapkan dengan si pewaris tunggal dari Park Group itu. Demi Tuhan! Saat dalam keadaan marah begini, pria itu benar benar memiliki aura dominasi yang sangat kuat sekali.
"Jadi sebaiknya kau harus berhati-hati mulai saat ini. Jika tidak, kau bisa saja kehilangan pekerjaanmu. Kau mengerti kan, Changbin?". Ancamnya dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya.
Glup.
Changbin lantas hanya dapat menelan salivanya dengan bersusah payah. Kemudian iapun mengangguk cepat. "B-baik.. Sajangnim."
Lantas tanpa ingin berlama lama lagi, setelahnya Jay pun berbalik kembali menuju ruangannya. Ya.. ia masih punya satu masalah lagi yang harus ia tuntaskan. Namun entahlah, untuk yang satu ini memangnya ia bisa menanganinya dengan mudah?
**
Jungwon lantas menampakkan senyuman di wajah cantiknya disertai kerlingan nakal sebelum beranjak dan menghampiri Jay.
Sementara itu, si pria Park hanya dapat menghembuskan nafasnya tatkala si manis dengan mengalungkan kedua tangannya di lehernya. Jay begitu pasrah dan memilih untuk membiarkan Jungwon melakukan apapun yang ingin dilakukannya.
"Kau sudah selesai mengurusi tikus kecilmu itu?".
"Hmm aku harap setelah ini, kau akan bisa menjaga sikapmu juga".
Si manis tampak mengeryitkan keningnya seolah tak mengerti meskipun sebenarnya ia hanya berpura pura bodoh saja. "Menjaga sikapku?".
Jay mengangguk pelan sebelum menarik kedua tangan si manis agar tak lagi melingkari lehernya.
"Bersikaplah seperti pekerjaku yang lain ketika kita sedang berada di lingkungan kantor. Aku hanya tak mau beredar rumor yang tak mengenakkan dan sampai ke telinga Naeun".
Satu sudut bibir milik si manis pun lantas tertarik keatas. Ia tersenyum miring. "Well, sepertinya kau begitu mencintai istrimu itu ya, Sajangnim?".
"Jungwon..".
Dengan cepat si manispun mengangkat satu tangannya seolah meminta Jay untuk tak lagi membuka suara.

KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna | jaywon
Randomstatus : complete / end. [ summary ] "Jika memang kau masih mencintaiku. Kalau begitu, mari kita selingkuh!" " A-apa..".