warning ⚠ : age switch, disini taeyoung ceritanya lebih muda dari jungwon, ok?
**
Changbin menyeruput kopi hitamnya dengan asap yang masih mengepul itu perlahan. Pandangannya seolah tampak begitu kosong. Ia terlalu larut dalam pemikirannya sendiri.
Hingga tak lama kemudian, Yeri tiba dan seketika mengeryitkan keningnya saat mendapati sosok sang Manajer yang tengah melamun.
"Seo Jibaenim?". Panggilnya sembari menepuk pelan bahu milik pemuda tersebut.
Sontak saja Changbinpun bergeming. Ia tampak sedikit terkejut saat mendapati sosok Sekretaris Kim yang sudah berdiri tepat dihadapannya.
"Kenapa melamun?". Tanyanya seraya mengambil cangkir untuk menyeduh teh Chamomile untuk sang atasan.
Pemuda Seo itu menggeleng pelan. "Ada sesuatu yang mengganggu pikiranku".
"Kau punya masalah, Jibaenim?".
Changbin menatapnya sebelum mengangguk dengan sedikit agak ragu. Ya, bagaimana tidak? Permasalahannya ini menyangkut kehidupannya juga. Tapi tentu saja, ia tetap tak bisa menanggungnya sendiri.
"Kau bisa bercerita padaku jika mau".
" Sungguh?!".
Yeri lantas mengangguk seraya mengaduk minumannya.
"Mm.. Begini nona Kim, bisa ikut keruanganku dulu tidak? Aku tak bisa menceritakan permasalahan ini disini." Bisik si pemuda Seo sembari melirik ke sekitarnya.
Tentu saja ia tak mau ada orang lain yang mendengar percakapan mereka berdua.
.
.
"Jadi..?". Ucap Yeri begitu keduanya telah berada didalam ruangan kerja milik sang Manajer.
Changbin tampak menghela nafas beratnya. Ia menggigit bibir bawahnya ragu. Haruskah ia benar benar membagi ceritanya dengan nona Kim dihadapannya ini.
" Jibaenim.. Jangan membuang waktuku. Kau mau cerita padaku atau tidak sebenarnya?". Decak Yeri dengan kesal.
"Nona Kim, kau pernah tidak sih merasa ada sesuatu yang aneh diantara Sajangnim dan si pekerja baru di Divisi bagian pemasaran itu?". Ucap sang Manajer membuka percakapan.
"Apanya yang aneh?". Sahut wanita itu sembari mengeryitkan keningnya.
"Mereka terlihat begitu dekat sekali".
"Bukankah semua orang juga tau kalau mereka itu memang sudah saling mengenal sebelumnya. Jadi menurutku sih wajar saja kalau mereka dekat".
Ya, memang benar. Semua orang di kantor sudah mengetahui seluk beluk pemuda manis tersebut. Tak ada yang mengherankan jika keduanya terlihat dekat dan akrab jika berada di lingkungan kantor.
Changbin mengusak surainya. Bingung juga ia menjelaskannya. Yeri itu tak mengerti maksud kemana arah pembicaraannya ini.
"Iya soal itu sih aku juga tahu. Tapi masalahnya bukan itu! Nona Kim apa kau pernah berpikir tidak kalau mereka berdua memiliki hubungan yang lebih dari sebatas boss dan bawahan?".
Sontak saja sekretaris Kimpun membulatkan kedua matanya. Ia tak percaya bagaimana bisa Changbin mengatakan hal seperti itu?
" Bagaimana bisa kau bicara begitu?".
"Karena aku pernah melihatnya..". Ucapnya dengan suara tercekat.
Yeri lantas mendekat padanya. Ia menatap manik mata pemuda itu dengan lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna | jaywon
Rastgelestatus : complete / end. [ summary ] "Jika memang kau masih mencintaiku. Kalau begitu, mari kita selingkuh!" " A-apa..".